Voice Over (VO)
Hidup ini sangat berharga. Lebih berharga apabila kita bisa membuat orang lain merasa bahagia, seperti kepada seorang sahabat. Aku punya sahabat yang sangat aku sayang. Aku ingin selalu membuat sahabatku tersenyum. Setiap senyumannya adalah sesuatu yang berharga untuk hidupku. Inilah kisahku tentang seorang sahabat.
SCENE 1
EXT. TAMAN -- SORE
Cast: Shifa, Shella, dan anak-anak lainnya
Sore hari yang sejuk. Taman tampak tak begitu ramai. Hanya beberapa anak yang bermain di taman. Shifa dan Shella berjalan menuju taman. Mereka tampak riang. Terkadang mereka melempar senyum lalu tertawa. Terlihat sekelompok anak-anak dari arah yang berlawanan tertawa melihat Shifa dan Shella. Semua mata tertuju pada Shella. Ada yang mencibir, ada yang hanya tertawa, dan ada juga yang menatap mereka dengan senyuman mengejek.
TEMAN-TEMAN
Botak... Botak.. Botak...
Shella mana rambutnya? Hahaha...
Shifa jangan mau temenin Shella, dia kan botak!
Shifa menajamkan tatapannya pada sekelompok anak-anak itu. Tapi, anak-anak itu justru semakin mengejek Shella. Shella menunduk, lalu merapatkan posisi topinya. Shifa memandang Shella iba. Ia pun menggandeng Shella memasuki taman. Terus berjalan. Shifa menatap Shella, mencoba menghibur sahabatnya itu dengan mengelus pundak Shella.
CUT TO
SCENE 2
EXT. TAMAN -- SORE
Cast: Shifa dan Shella
Shifa dan Shella duduk di salah satu bangku taman. Shifa kembali menatap Shella. Shella tampak memandang kejauhan, ia melihat suasana sekitar taman, melihat anak-anak yang bermain, lalu menunduk.
SHIFA
Kamu kan memang botak, jadi cuekin aja mereka...
(sambil mengelus pundak Shella)
Shella terkejut mendengar ucapan Shifa. Ia menatap Shifa dengan heran. Sahabatnya sendiri berbicara seperti itu. Shella salah paham. Ia terus menatap Shifa. Lalu, Shella segera bangun dari duduknya, berlari keluar taman.
Shifa terdiam. Ia tak bermaksud menyakiti perasaan sahabatnya itu. Shifa pun bingung akan sikap Shella. Namun, Shifa membiarkan Shella beranjak dari taman itu. Shifa merenung beberapa saat.
CUT TO
SCENE 3
EXT. RUMAH Â SHIFA - SIANG
Cast: Shifa dan ibu Mira
Matahari tampak sangat terik siang hari ini. Shifa berlari menuju rumahnya. Ia langsung membuka pagar, kemudian melempar tas dan topi sekolahnya ke bangku teras. Dengan cepat Shifa kembali membuka pagar. Kemudian ibu datang bersama motornya pulang dari warung dan langsung memanggil Shifa yang berlari.
IBU MIRA
Shifa mau kemana lagi, Nak?
(Ibu tampak panik)
SHIFA
Mau cari Shella bu, tadi Shella gak masuk sekolah...
(menghampiri Ibu kemudian berpamitan)
IBU MIRA
Jangan pulang sore ya!
SHIFA
Iya bu...
Ibu Mira memandang Shifa hingga kejauhan. Shifa terus berlari. Ia ingin mencari Shella. Ia tak melihat Shella di sekolah hari ini. Ia sedih karena Shella tak ada di tempat duduk yang ada disebelahnya. Pergi kemana Shella? Begitu pikir Shifa. Itulah yang membuat Shifa kebingungan dan berniat mencari Shella.
CUT TO
SCENE 4
EXT. TAMAN - SIANG
Cast: Shifa
Siang yang terik tak memutuskan niat Shifa untuk mencari Shella. Shifa berlari menuju taman. Ditempat itu, Ia dan Shella sering main bersama. Hari ini tak banyak anak-anak yang bermain disana. Mata Shifa mencari Shella. Mungkin saja Shella ada di taman, begitu pikir Shifa. Ia berjalan kesana kemari, bertanya pada anak-anak yang sudah ada di taman sejak tadi. Tapi, Shifa tak menemukan jawaban. Ia kembali sedih. Shifa pun menghampiri tempat duduk yang sering ia duduki bersama Shella di taman itu. Shifa tampak kesepian. Ia selalu bersama Shella, tapi saat ini Shella pergi entah kemana.
Pikiran Shifa melayang jauh. Peluh keringatnya menetes. Dengan segera ia menghapusnya. Tiba-tiba terbesit dipikirannya untuk mendatangi rumah Shella. Tak terpikir hal itu sedari tadi, mungkin karena Shifa sudah terlampau sedih. Shifa pun beranjak dari duduknya. Shifa harus mencari Shella. Langkahnya semakin lemas. Shifa sudah lelah. Ia pun berjalan menuju rumah Shella.
CUT TO
SCENE 5
EXT. RUMAH SHELLA -- SIANG
Cast: Shifa dan Mama Bella
Hari semakin terik. Akhirnya, Shifa sampai di depan rumah Shella. Ia menghapus peluh keringatnya. Terlihat di depan rumah, Mama Bella, ibunda Shella sedang menyiram tanaman. Shifa tersenyum melihat Mama Bella.
SHIFA
Tante, Shellanya ada gak?
MAMA BELLA
Buat apa kamu kesini? Kamu pasti ikut mengejek Shella kan??
(membuka pintu pagar dan menatap Shifa dengan sinis)
Lebih baik kamu pergi! Shella tak butuh kamu.Â
Kamu bukan sahabatnya!!
Seketika pintu pagar ditutup dengan keras. Lalu, Mama Bella masuk ke dalam rumahnya. Shifa terkejut mendengar ucapan itu. Shifa tertunduk lemas, pikirannya kembali melayang jauh.
CUT TO
SCENE 6
EXT. JALAN -- SIANG
Cast: Shifa
Langkah kaki pelan menyusuri jalan. Shifa tidak tahu harus kemana lagi. Terbayang masa-masa indah ketika Ia main bersama dengan Shella.
( Flashback )
Shifa dan Shella terlihat sangat akrab. Mereka main bersama di taman dan di kamar Shella. Bersenda gurau, bermain boneka, membaca buku cerita, dan tertawa bersama. Shifa selalu ingin membahagiakan sahabatnya. Ia tak ingin sahabatnya sedih. Ia tak mau sahabatnya terlalu larut dalam sakit yang diderita. Sebisa mungkin ia membuat Shella ceria, walau hanya dengan senyuman saja.Â
CUT TO
SCENE 7
EXT. SALON -- SIANG
Cast: Shifa
Shifa berjalan menyusuri tepi jalan. Sejenak langkahnya terhenti, pandangannya tertuju pada satu bangunan. Ia tampak ragu. Namun langkah kakinya bergerak memasuki bangunan itu.
CUT TO
SCENE 8
INT. RUMAH SHELLA-- SORE
Cast: Shella dan Mama Bella
Shella merasa bosan di rumah. Ia ingin pergi ke taman. Tempat dimana ia mencurahkan perasaan bersama sahabatnya, Shella. Tapi, kini dia pergi ke sana seorang diri. Mama Bella yang heran melihat anaknya keluar tanpa izin kemudian memanggil.
MAMA BELLA
Kamu mau kemana, Shel?
SHELLA
Mau ke taman, Ma. Sebentar aja..
MAMA BELLA
Pulangnya jangan lama-lama ya!
(terlihat cemas)
SHELLA
Iya, Ma...
(Shella merapatkan posisi topinya, lalu berjalan perlahan menuju taman).
Mama Bella mengantar anaknya ke pintu pagar. Mama Bella tampak khawatir terjadi sesuatu pada Shella apalagi Ia pergi sendirian ke taman. Ia sangat mencemaskan anaknya.
CUT TO
SCENE 9
EXT. JALAN -- SORE
Cast: Shifa
Shifa melangkahkan kaki perlahan begitu keluar dari pintu salon. Sesekali ia merapatkan posisi topi pada jaketnya. Ia terlihat sangat lelah. Sesaat, Ia mengelap dahinya dengan tangan. Seketika pikirannya melayang. Ia takut saat ibunya mengetahui kalau rambutnya telah dipangkas habis. Ia takut ibunya marah. Tapi, ini yang harus dilakukan demi sahabatnya Shella. Ia terus berjalan. Ia lewati rumah Shella. Tapi, hatinya kembali sedih. Ia tak menemukan Shella disana.
CUT TO
SCENE 10
EXT. TAMAN -- SORE
Cast: Shifa dan Shella
Shifa terus berjalan pulang, ia melewati taman. Betapa terkejutnya Shifa saat melihat Shella ada di taman. Shella duduk di tempat yang biasa mereka duduki. Shella tampak membaca buku. Shifa tersenyum melihat Shella. Ia pun berjalan menghampiri Shella.
Shifa berdiri di depan Shella. Shella menengadahkan kepalanya. Shifa tersenyum, lalu membuka topi dan sweaternya. Shella terkejut melihat sahabatnya Shifa.Â
Kini, Shifa tak bermahkota lagi. Shella menatap Shifa begitu dalam. Shifa pun membalas tatapan Shella dengan senyuman. Shella meletakkan buku bacaannya, lalu bangun dari tempat duduknya. Shella segera memeluk sahabatnya itu sangat erat.
Shella tetap memeluk Shifa, wajahnya terlihat sangat pucat. Keduanya meneteskan airmata. Tiba-tiba, Shella mengeluarkan darah dari hidungnya. Darah dibiarkan mengalir. Ia tetap memeluk Shifa lebih erat lagi. Kemudian, Shella memejamkan mata untuk selamanya karena penyakit leukimia yang dideritanya.
CUT TO
Voice Over (VO)
Persahabatan bisa melipatgandakan kebahagiaan dan mengurangi kesedihan. Sahabat akan selalu mencari walau tidak dicari. Sahabat akan selalu menerima walau tidak diterima. Sahabat akan selalu memberi walau tidak diminta. Aku telah membuktikan itu semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H