8 Mei 2020 siang itu, Indonesia kehilangan aktor senior.  Abah meninggalkan keluarga dan semua penikmat setia film Indonesia. Dalam usia 71 tahun, Ia meninggal dunia. Sebelumnya, Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur akibat gangguan pembekakan pada otak.
   Jenazahnya telah bersemayam di Aula Bengkel Teater milik almarhum W.S Rendra yang ada di Cipayung. Ternyata, Adi Kurdi merupakan adik ipar dari si burung Merak tersebut. Mereka memang budayawan sejati yang begitu rendah hati.
   Sejak tahun 70an, Adi Kurdi memulai karir dari panggung teater. Lanjut ke tahun 80an, Ia merambah ke layar lebar. Berkat film keduanya Bukan Istri Pilihan yang dibintangi, Ia berhasil masuk nominasi pemeran utama pria terbaik FFI 1981.
   Adi Kurdi mulai dikenal sebagai Abah sejak berperan dalam TV serial, Keluarga Cemara. Ia menjadi tukang becak, suami, dan ayah bagi keluarga yang sederhana dan bahagia. Setiap peristiwa dalam serial itu selalu mengantarkan pengalaman hidup yang memberi pelajaran untuk dipetik.
   Adi Kurdi dikenang sebagai sosok bijaksana dan sabar. Sosoknya didamba sebagai imam dalam keluarga pada masanya. Semasa hidup, Ia selalu beri inspirasi yang sarat nilai perjuangan dalam keluarga. Totalitasnya dalam berakting pun selalu terlihat pada mimik yang penuh karisma.
   Ada 5 film nasional yang sudah tayang dalam 5 tahun terakhir dan dibintangi oleh Adi Kurdi, yaitu:
1. Kapan Kawin? (2015)
  Dalam film ini, Adi Kurdi berperan sebagai orangtua Dinda (Adinia Wirasti). Aktingnya membawa Ia masuk nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2015. Dialog yang paling terkenang saat dilontarkan olehnya "Kebahagiaan yang kamu kasih ke orang tua tuh kaya cek kosong. Kalau mau kasih cek, harus punya uang dulu. Kalau mau bahagiakan orang lain, kamu harus bahagia dulu."
2. Bulan di Atas Kuburan (2015)
  Adi Kurdi berperan sebagai guru. Film ini bercerita tentang tiga sahabat dari Toba, Sumatera Utara yang mengadu nasib di Jakarta. Ibukota telah merampas dan memisahkan mereka, tapi impian membuat mereka bisa bertahan hidup. Dialog berkesan terjadi antar Adi Kurdi dan Sahat (Rio Dewanto) yang berbunyi "Tapi, bukan gunung berapi dan kawah raksasa yang membunuh manusia. Si pembunuh manusia itu keserakahan dan ketidakpedulian, kesendirian, dan ketakutan. Itulah kawah dan gunung berapi yang sesungguhnya"
3. Triangle the Dark Side (2016)
   Tontonan ini memiliki pola twist ala sinema laga 90an. Karya dari mentalis terkenal Indonesia, Deddy Corbuzier ini memang tak begitu laku dipasaran. Adegan aksi bela diri memaksa Adi Kurdi berperan sebagai dirinya sendiri dalam film ini.
4. Catatan Dodol Calon Dokter (2016)
   Adi Kurdi berperan sebagai profesor Burhan Nasution dalam film ini. Lewat film tersebut, Ia mendapat Piala Maya 2016 sebagai Pemeran Pendukung Pria Terpilih. Dialognya yang terkenang yaitu "Ilmu medis itu tak sempurna, tapi kita dituntut tak boleh salah sedikit pun. Bukan berarti kau pintar, kau tak bisa salah."
5. Koki-Koki Cilik (2018)
   Dengan nama Pak Malik, Ia berperan sebagai pensiunan chef. Cerita film juga tak jauh tentang hubungan anak di dalam keluarga yang hobi memasak. Di tahun itu pula, Adi mendapat penghargaan Lifetime Achievement pada ajang Indonesia Movie Actors (IMA).
   Sebenarnya masih ada 1 film terakhir dari Adi Kurdi yang harusnya sudah rilis 16 April 2020. Hanya saja film tersebut ditunda gara-gara Corona. Dengan tajuk "Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah" karya film ini digagas oleh para pemeran yang pernah tergabung dalam mini seri Keluarga Cemara. Semoga saja kita bisa menontonnya segera.
   Terima kasih Abah, Adi Kurdi karena telah mewariskan karya yang begitu berharga. Kesederhanaan senyuman yang melekat dalam wajahmu akan terus dirindukan para penikmat film Indonesia. Selamat jalan menuju keabadian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H