Bila menengok ke belakang, banyak sekali momen Ramadan yang dirindukan. Mulai dari puasa sambil bermain board games dan petasan, puasa ikut pesantren kilat, absen puasa di buku harian, sampai puasa demi Tunjangan Hari Raya (THR) alias salam tempel. Dari semua momen tersebut, aku hanya ingin bercerita satu hari di bulan Ramadan saja. Aku harap cerita ini bisa membangkitkan nostalgia karena tidak layak untuk diteladani, cukup ditertawakan saja.
Pagi itu aku telat sahur. Cuma bisa berdoa semoga puasa lebih kuat sampai beduk magrib. Meski doanya ku panjatkan hanya dari dalam hati saja.
Pas siang, aku sibuk rebahan. Buka linimasa media sosial isinya katalog produk makanan. Untung imanku masih kuat menahan godaan. Walau terpaksa menelan ludah tanpa campuran es batu yang pasti segar kalau diminum siang bolong saat kepanasan.
Mau keluar rumah, tapi cuaca panas banget. Sama gerahnya lihat gebetan jalan bareng sahabat. Aku mana bisa kuat kena panas matahari apalagi tenggorokan kering. Eits biar ga berasa seperti di neraka, aku pernah sih minum air dari keran secara diam-diam.
Tak lama, aku terkecoh mendengar suara azan magrib yang ternyata cuma dari iklan di televisi saja. Aku pun melihat klasemen sementara takjil favorit di bulan Ramadan. Lontong masih tetap di posisi atas. Dikawal ketat dengan es buah. Sementara gorengan ada diposisi ketiga dan asinan mulai gugur karena asam cuka kuahnya berakibat diare kalau dikonsumsi saat berbuka puasa.
Tidak terasa jelang sore, aku keluar untuk ngabuburit. Eh, baru dua langkah keluar pintu gerbang, sandal putus. Kaget sih! Sama seperti lihat mantan yang balikan sama pacar lamanya. Mereka jalan bergandengan tangan, sementara aku cuma bisa pegangan ke tiang listrik.
Akhirnya, momen azan magrib yang ditunggu sejuta umat tiba. Aku buka seadanya. Paling cuma pakai mi instan sama obat mag.
Biar terlihat alim, aku rajin ke masjid selama Ramadan. Salat isya sama salat tarawih gitu. Mumpung udah beli sandal baru gara-gara tadi siang putus. Eh, pulang tarawih malah sandal hilang diambil maling. Nyesek sih!! Persis ditinggal doi pas lagi sayang-sayangnya.
Oia, untuk Ramadan tahun ini aku sih gak bakal kehilangan sandal karena sudah ibadah di rumah aja. Tapi, aku berharap ada yang mau mencuri hatiku. Supaya Ramadan tahun depan, ada yang menemani buka puasa dan bangunin sahur.
Aku butuh orang yang bisa jaga hatiku. Tolong simpan dengan baik komitmen ini. Kalau sudah bosan, jangan kasih ke kucing. Memangnya aku tulang lunak..
Di akhir humor receh ini, aku cuma mau berbagi hadis palsu untuk menghibur Ramadanmu di tengah pandemi. Dianjurkan untuk tersenyum setelah membaca hadis ini karena senyum ialah ibadah:
"Barangsiapa yang menjalani malam-malam bulan puasa dengan tidak tidur dan tidak mengerjakan amalan-amalan saleh, maka mereka termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sering begadang karena tiada artinya." (Hadis satpam komplek).
"Dan barangsiapa yang saat berbuka puasa masih berada di jalan, maka orang yang demikian itu tergolong orang yang tersesat dalam kemacetan." (Hadis buruh kantoran).
"Hai manusia, siapa diantara kalian yang tidak dapat menahan diri dan belanja sebelum THR tiba, kalian termasuk dalam golongan orang-orang yang mampu." (Hadis crazy rich netizen).
"Siapa saja yang tidak mudik di hari lebaran, niscaya kalian telah dimasukkan ke dalam orang-orang yang tidak kebagian tiket dan menunda mudik karena takut sama si Corona." (Hadis pemudik musiman).
  Â
Sekian humor receh hari ini. Semoga ibadah puasa selama Ramadan tetap lancar. Supaya semakin terhibur, coba deh nyanyi lagu Gak Boleh Makan dari TeamLo. Siapa tahu kamu lebih kuat melewati sehari di bulan Ramadan setelah diputusin oleh pacar.
Makan makan, kalau puasa gak boleh makan
Mimik mimik, kalau puasa gak boleh mimik
Marah marah, kalau puasa gak boleh marah
Sabar sabar, kalau puasa belajar sabar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H