Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Amal Ibadah Lebih Indah karena Bersedekah

9 Mei 2020   00:05 Diperbarui: 8 Mei 2020   23:57 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alangkah indah orang bersedekah

Dekat dengan Allah, dekat dengan surga

Takkan berkurang harta yang sedekah

Akan bertambah, akan bertambah


     Suara Opick yang berduet dengan Amanda dalam lantunan syahdu berjudul Sedekah turut mengisi #JumatBerkah pada 15 ramadan ini. Lirik demi lirik yang terlontar bagai penyejuk hati di tengah pandemi Covid-19. Ingatanku kembali pada apa yang aku alami pekan lalu.

     Sore itu jelang berbuka puasa, aku melihat sekelompok pasukan oranye di depan rumahku. Ada sekitar 7 orang yang sedang bekerja. Mereka lebih dikenal sebagai Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

     Beberapa diantara mereka tampak mengangkat sampah dari bak sampah yang ada di depan rumahku. Beberapa lainnya membersihkan lumpur yang mengendap di sepanjang saluran air yang ada dalam komplek rumahku. Hatiku terenyuh melihat kerja keras mereka.

     Aku sempat berujar kepada salah satunya,


"Pak, memangnya PPSU tidak libur selama Ramadan dan masa PSBB seperti sekarang?"
"Kita mah nggak ada liburnya, dek. Malah harus ekstra karena tugas untuk membersihkan kawasan makin banyak. Supaya semua steril", jawab salah satu diantaranya dengan semangat.


"Terus gak takut kena Corona gitu?"
"Bismillah aja. Namanya juga risiko pekerjaan. Kalau memang Corona itu ada di tempat kotor, mungkin kita semua yang pertama kali kena."

     Personil lain pun menambahkan "Alhamdulillah. Kita kan niatnya jaga kebersihan. Jadi, bisa diiringi dengan jaga kesehatan. Ini kan bagian dari loyalitas tanpa batas."


     Mendengar jawaban-jawaban mereka, hatiku bergetar. Kebersihan itu sebagian dari iman. Mereka layak disebut pahlawan yang kadang tanpa kita sadari terlupakan.

     Berhubung di tempatku hanya ada tukang bakso yang berdagang, aku memutuskan untuk membeli dagangannya. Aku beli 14 bungkus bakso dan aku serahkan kepada pasukan oranye tersebut untuk dibawa pulang. Wajah mereka sumringah walau aku hanya memberi makanan yang tidak seberapa itu.


    Mohon maaf, aku sengaja tak mau mendokumentasikan kegiatan mereka. Begitu juga saat aku memberi bakso kepada mereka. Niatku saat itu ikhlas untuk bersedekah, aku tak mau dinilai takabur.

    Sebenarnya, aku juga tak mau ceritakan dalam tulisan ini. Kata guru ngajiku, pahalanya bisa hilang. Seharusnya sedekah ini hanya menjadi rahasiaku dan Allah SWT saja. Hanya saja aku ingin menebar kebaikan bahwa sekecil apapun yang kita lakukan, Allah Yang Maha Kaya dan Maha Pemurah akan membalasnya.

     Aku juga belajar memposisikan diri jika aku menjadi mereka. Aku lihat ada tetes keringat yang membasahi baju dan rompi warna oranye yang mereka pakai. Terlihat tugas mereka sepele, tapi kalau mereka tak rutin melakukan itu justru lingkungan perumahanku tak akan terawat. Aku bisa membayangkan saat mereka tak ada, mungkin tumpukan sampah yang ada di komplek  rumahku semakin menggunung. Kalau sudah begitu bisa terjadi pencemaran lingkungan.

Pasukan oranye yang sedang bertugas (KompasCom)
Pasukan oranye yang sedang bertugas (KompasCom)

     Aku juga paham bahwa apa yang aku sedekahkan masih sedikit. Tapi, aku tak peduli karena apa yang aku punya di dunia pada dasarnya tidak akan dibawa mati. Aku hanya ingin mendapat kedamaian hati. Itu saja.

     Sesungguhnya kita hidup di dunia ini memang wajib berbagi. Kalau di luar Ramadan kita telah terbiasa untuk bersedekah, maka kebiasaan harus terus berlanjut saat Ramadan. Bahkan, kalau perlu ditingkatkan jumlahnya.

     Sebab memberi makan orang yang berpuasa pahalanya juga seperti ikut berpuasa. Berdasar faedah tersebut tentu akan membuat kita semangat untuk bersedekah dan mengumpulkan pundi-pundi rezeki yang halal agar makin banyak yang bisa disedekahkan. Semoga kita termasuk orang-orang yang suka bersedekah karena Allah.

     Ada sabda Rasulullah SAW yang aku ingat "Bersedekahlah meski hanya dengan sebutir kurma". Jika diperluas, bersedekahlah meski dengan sebutir beras. Bisa juga diartikan bersedekah meski dengan sebatang kayu.

     Inti dari perkataan yang mulia tersebut, yaitu sedekah biar berkah. Ingatlah, bahwa langkah seribu berawal dari langkah pertama. Sementara sedekah miliaran rupiah dimulai dari sedekah seribu rupiah. Oleh karena itu, penekanan dari Rasulullah SAW di atas dimaksudkan untuk membiasakan sedekah.


     Insya allah, jika hati nurani kita sudah tersentuh. Maka, langkah untuk sedekah akan semakin mudah. Kita bisa menikmati kebahagiaan bersama orang yang membutuhkan. Kita pun bisa lebih bersyukur dan terhindar dari lilitan utang. Ini cara sederhana untuk menghubungkan kebahagiaan antar sesama. 

     Keutamaan bersedekah juga akan semakin terasa karena tanpa disadari harta yang kita sedekahkan akan bertambah. Entah dari pintu rezeki yang mana. Jika belum, maka kita harus menguasai ilmu ikhlas. Jangan pernah takut bahwa kita akan jatuh miskin.

     Sudah saatnya kita gemar bersedekah. Hal terpenting bukan jumlahnya, melainkan nilai dari ketulusan dan konsistensi yang pasti. Situasi pandemi yang serba sulit ini akan memberi makna tersendiri mengenai sedekah walau sebesar apapun yang bisa kita beri. Jika sudah rutin, bersedekah bisa menjauhkan kita dari penyakit hati. Bersedekah tak hanya menyehatkan orang yang menerima, tetapi juga menyehatkan siapa saja yang mampu memberi. Its connecting happiness!

     Bila merasa belum mampu, cobalah tersenyum bagi sesama. Insya allah, senyummu bisa bernilai sedekah. Yuk, kita bersedekah supaya langkah kita semakin dekat menuju surga.

Oh, indahnya saling berbagi
Saling memberi karena Allah
Oh, indahnya saling menjaga
Saling mengasihi karena Allah

Connecting happiness (pixabay)
Connecting happiness (pixabay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun