"dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk." (QS. Ar Ra'd: 21)
   Kutipan ayat Al Qur'an di atas menjadi bukti bahwa menyambung tali silaturahmi merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Menjalin silaturahmi juga menjadi salah satu cara untuk memiliki akhlak yang terpuji. Apalagi jika Kompasianer bisa menerapkan silaturahmi setiap hari di masa pandemi.
   Perlu disadari bahwa sebagai manusia, kita merupakan makhluk sosial. Kita akan butuh manusia lain untuk saling membantu, mendukung, dan bekerja sama demi memenuhi kebutuhan hidup. Itulah makna tentang silaturahmi yang begitu penting.
   Islam merupakan salah satu agama yang senantiasa menganjurkan umatnya untuk menebar kebaikan. Silaturahmi bisa menjadi amalan yang dilakukan selama ramadan. Kegiatan ini akan mewujudkan ukhuwah Islamiyah jika kita mau mengamalkannya.
   Buka bersama menjadi momen yang kita rindukan saat pandemi seperti sekarang. Baik itu buka bareng (BukBer) rekan kerja, teman-teman sekolah, sampai mantan pacar. Ada yang bilang buka bersama juga bisa memperbanyak rezeki.
  Walau ada beberapa agenda bukber yang hanya sebatas wacana. Ada juga yang kadang kita lalui di dunia nyata, kalau BukBer hanya sebatas pamer harta belaka. Bagaimanapun momennya, buka bersama menjadi ajang silaturahmi yang dirindukan di masa pandemi ini.
   Meski raga tak bertemu, Kompasianer bisa melakukan silaturahmi secara tidak langsung. Jika dijalankan secara konsisten, insya allah pahala akan terus mengalir. Untuk terus memupuk empati dan menjauhi sikap egois, aku tergerak untuk melakukan silaturahmi setiap hari dengan 3 cara ini.
1. Melalui radio
   Radio tak hanya menjadi media penyiaran untuk hiburan semata seperti mendengarkan musik dari penyanyi kesayangan.  Nyatanya, radio bisa menjadi pemersatu bangsa bila digunakan sebagai tempat untuk silaturahmi.
   Lewat radio, aku sering kirim pesan ke teman, gebetan, tetangga, atau rekan kerja. Pesan yang dikirim tentu akan dibacakan oleh penyiar. Biasanya, kita juga bisa memilih sebuah lagu favorit untuk diputar. Supaya temanku bisa mendengar, aku menelepon mereka. Tanpa sadar, radio dan musik jadi medium silaturahmi yang asyik.
2. Melalui aplikasi instant messaging
   Aku menggunakan 4 aplikasi pesan cepat yang terkoneksi dengan internet, seperti Line, Skype, Telegram, dan WhatsApp. Melalui aplikasi daring tersebut, aku biasa mengirim pesan atau menggunakan layanan video call. Silaturahmi virtual tanpa kontak fisik ini, aku manfaatkan untuk bertegur sapa sampai membahas terkait pekerjaan.
   Kanal media sosial memang dikenal untuk mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Tergantung para pengguna bisa bijak dalam bermedia sosial. Saat bersilaturahmi melalui media sosial, kita harus punya sikap saling memahami perbedaan antara satu pengguna dengan pengguna media sosial yang lain.
   Banyak hal yang bisa dilakukan melalui media sosial. Semua akan indah manakala kita saling menanyakan kabar, menyematkan komentar positif di konten yang diunggah, dan saling berkomunikasi untuk sekadar bertukar pikiran. Lebih lanjut, kita bisa asah kepedulian sosial saat ada rekan-rekan di media sosial yang butuh dukungan dalam menghadapi pandemi Corona.
   Apapun yang terjadi, tak ada yang lebih penting dari silaturahmi. Melalui jaringan apapun kita terkoneksi, silaturahmi akan tetap mempererat hati. Aku teringat kembali akan sebuah lagu Lillahi Ta'ala yang dinyanyikan Sandhy Sondoro:
Kita hanya manusia
Tempatnya segala dosa
Tiada yang sempurna
Tiada yang sempurna
Hanya karena dia
Hanyalah untuk dia
Kita saling mencinta
Kini saatnya
Kini saatnya kita
Kembali silaturahmi
Silaturahmi di bulan suci ramadan
Lillahi Ta'ala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H