Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Antara Kenangan dan Kemegahan Masjid Kubah Emas

30 April 2020   23:54 Diperbarui: 1 Mei 2020   00:43 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis tidak diperkenankan mengambil gambar di dalam masjid dengan dalih akan merusak kilauan emas|Dokumentasi pribadi

Terpaut rindu saat menara memanggil diriku
untuk bersimpuh menghadapkan wajahku
Terpaut rindu mengagungkan segala asma-Mu
untuk berkeluh menghambakan cintaku

     Untaian syair dari lagu Penjuru Masjid yang dinyanyikan Aditya Surya Pratama aku dengar saat menonton Film Lima Penjuru Masjid. Aku sedang rindu ketika menghabiskan waktu di masjid selama Ramadan. Sebagai bagian dari remaja masjid yang aktif, aku sering mengadakan kegiatan buka bersama, i'tikaf, dan pesantren kilat.

     Sejak Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi imbauan untuk tidak melaksanakan salat tarawih dan kegiatan keagamaan lain di masjid ketika Ramadan, aku hanya bisa beribadah di rumah bersama keluarga. Aku sadar tindakan akal sehat yang aku pilih ini sebagai bentuk menghindari penularan virus Corona dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penutupan masjid menjadi bukti solidaritas umat Islam terhadap kemanusiaan. Kondisi demikian mencerminkan umat Islam yang progresif.

     Aku yakin setelah suasana di Indonesia kondusif. Aku bisa kembali mengunjungi masjid-masjid untuk wisata religi. Demi mengobati rinduku terhadap masjid, aku tuliskan artikel tentang masjid Kubah Emas atau masjid Dian Al Mahri yang pernah aku kunjungi akhir tahun 2015 lalu.

     1 dari 4 masjid kubah emas di dunia ada di Indonesia, yaitu Masjid Dian Al Mahri, Jalan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Masjid yang didirikan oleh almarhumah Dian Djuriah Rais ini tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga selalu jadi wisata religi umat Islam. Selain bangunan utama masjid, fasilitas juga terbilang lengkap karena dilengkapi mezamin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, ruang sepatu, dan ruang wudhu.

     Masjid Dian Al Mahri merupakan masjid termegah se-Asia Tenggara yang dibangun sejak 2001. Arsitek masjid ini datang langsung dari Italia dan Turki untuk mendesain ornamen dan lantai keramik yang mewah. Tipologi arsitektur masjid dirancang seperti di Timur Tengah. Emas asli menjadi bahan untuk membuat mimbar, lampu gantung, dan kubah dengan kadar dan ketebalan yang berbeda.

     Masjid Dian Al Mahri memiliki lima kubah yang menyimbolkan rukun Islam. Bentuk kubah menyerupai kubah Taj Mahal, di India. Satu kubah utama berdiri kokoh didampingi empat kubah kecil.

     Sementara halaman dalam memiliki enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal. Enam menara ini lambang dari rukun iman. Setiap puncak menara, terdapat kubah pula yang berlapis mozaik emas 24 karat.

     Setelah selesai dibangun pada akhir 2006, Masjid berukuran 60x120 meter atau 8.000 meter persegi ini mulai terbuka untuk umum. Dibangun di atas lahan seluas 50 hektare, Masjid Dian Al Mahri bisa menampung 20 ribu jamaah.

     Kakiku melangkah ke dalam masjid sambil membaca doa masuk masjid. Aku lewati pintu yang tebal dengan pengawasan ketat. Tampak ukiran pintu begitu indah dan dihiasi dengan kaligrafi islami yang megah.

     Saat aku masuk ke dalam, ruang masjid terlihat dominan dengan warna monokrom. Warna krem dipilih sebagai warna primer yang memberi kesan tenang dan hangat. Konon material dinding dibuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia.

     Hal yang membuat aku takjub yaitu saat aku duduk bersimpuh setelah salat dan memanjatkan doa. Ketika tangan diangkat, kepalaku menengadah ke atas. Aku melihat langit-langit kubah yang terdapat lukisan langit. Ornamen indah tersebut membuat warna langit bisa berubah-ubah sesuai dengan warna langit pada waktu salat. Kabarnya, hal itu sudah didukung oleh teknologi tata cahaya melalui sistem digital.

Penulis tidak diperkenankan mengambil gambar di dalam masjid dengan dalih akan merusak kilauan emas|Dokumentasi pribadi
Penulis tidak diperkenankan mengambil gambar di dalam masjid dengan dalih akan merusak kilauan emas|Dokumentasi pribadi

     Masjid Dian Al Mahri terbuka untuk umum dan buka setiap hari, kecuali hari Kamis. Hal ini dilakukan supaya hari itu bisa mempersiapkan ibadah salat Jumat keesokan harinya. Hanya saja untuk masuk ke dalam masjid tak sembarang karena ada jam-jam tertentu yang disyaratkan.

     Area masjid Dian Al Mahri begitu steril. Ada beberapa aturan yang harus dipatuhi, seperti tidak boleh membawa makanan dan minuman ke dalam masjid, anak di bawah usia 9 tahun dilarang masuk masjid, dan bagi para akhwat yang ingin datang ke masjid harap menutup aurat sejak menginjakkan kaki ke tempat ini karena nuansa begitu Islami.

Transportasi yang digunakan di halaman masjid|Dokumentasi pribadi
Transportasi yang digunakan di halaman masjid|Dokumentasi pribadi

     Kawasan Masjid Dian Al Mahri juga disebut sebagai Islamic Centre. Selain masjid, ada lembaga dakwah dan rumah tinggal dalam kawasan terpadu tersebut. Jika ingin beristirahat, pengunjung bisa memanfaatkan ruang serbaguna yang ada diseberang masjid. Hanya saja taman-taman yang ada di masjid masih belum teduh pada waktu itu sehingga hawanya terkesan panas.

     Masjid Dian Al Mahri sangat cocok bagi wisata religi. Ada beberapa tempat yang dipersiapkan untuk menunggu waktu beribadah sambil silaturahmi bersama keluarga atau rombongan. Masjid ini juga sering digunakan untuk pemotretan pre-wedding. Aku ingin kembali ke masjid ini. Sungguh Masjid Dian Al Mahri menjadi tempat ibadah yang bisa mendamaikan hati.

Berfoto di depan rumah tinggal pendiri masjid|Dokumentasi pribadi
Berfoto di depan rumah tinggal pendiri masjid|Dokumentasi pribadi

Demi penjuru masjid yang terbentang sajadah
Ku rindukan damai yang menghangatkan jiwaku
Meski sering ku jauh, meski sering ku rapuh
Ku rindukan langkah yang menghantarkan cintaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun