Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Distribusi Sembako Aman Saat Ramadan

29 April 2020   15:51 Diperbarui: 29 April 2020   15:58 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Back to basic yang dilakukan konsumen juga mempengaruhi sarana daring untuk berbelanja guna mendukung kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini harus dilakukan untuk menghindari penumpukan massa yang bertransaksi di pasar tradisional. Meski pasar tradisional dan ritel modern sudah ada yang menerapkan protokol kesehatan.

Munculnya keterbukaan pasar membuat aku memilih untuk berbelanja daring. Akses yang mudah dan cepat bertransaksi di pasar global tentu semakin asyik. Apalagi sudah didukung kemajuan perangkat teknologi. Belanja daring, memberi keuntungan positif bagi kita dalam menghemat waktu, tenaga, serta lebih fokus membeli sesuai kebutuhan bukan keinginan.

Guna mempermudah belanja sembako secara daring, Kompasianer bisa mengunjungi market place yang menyediakan kebutuhan pangan harian. Beberapa sembako dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan mendapat gratis ongkos kirim. 

Sembako yang dibeli bisa diantar sampai rumah. Jangan lupa ketika sembako datang, semprot bungkus paket sembako itu dengan disinfektan dan tunggu 5 sampai 6 menit sebelum dibuka.

Informasi dari BuLog untuk memenuhi kebutuhan sembako. Sumber: Bulog
Informasi dari BuLog untuk memenuhi kebutuhan sembako. Sumber: Bulog
Sambil menunggu pesanan sembako tiba di rumahku, aku menemani mama belanja hari ini di Pasar Ganefo, daerah Cengkareng yang dekat dengan domisiliku. Aku penasaran ingin mengetahui secara langsung dari pedagang pasar tentang perkembangan harga sembako selama pandemi Covid-19. 

Aku hanya bertanya untuk harga gula pasir dan bawang merah yang masih tinggi. Faktanya, Gula pasir merek Gunung Madu dijual Rp 17.000/kg dan bawang merah Rp 45.000/kg.

Kondisi demikian membuat pedagang tersebut menjual gula pasir dan bawang merah dengan harga yang melebihi HET. Sepengetahuanku, Harga Eceran Tertinggi untuk gula pasir itu Rp 12.500/kg dan bawang merah sekitar Rp 30.000/kg. Sebagai konsumen, kita harus teliti dan kritis melihat hal ini.

Penilaian konsumen diperlukan untuk memacu pelaku usaha demi meningkatkan kualitas dan membangun kepercayaan. Toh, perlindungan konsumen sudah diatur dalam Undang-Undang dan kita harus berani menyampaikan masukan atau keluhan terhadap barang yang dibeli apabila tidak sesuai. Segera kunjungi layanan yang terpercaya untuk mendapat kepuasan konsumen.

Kontak Pengaduan Konsumen untuk Pemantauan Pangan (sumber: @Kemendag)
Kontak Pengaduan Konsumen untuk Pemantauan Pangan (sumber: @Kemendag)

Distribusi sembako memang sudah aman, hanya saja stabilitas harga pasar masih butuh pengawasan. Semoga saja Pemerintah bisa menindak tegas pihak-pihak yang melanggar ketentuan dan dengan sengaja mengambil keuntungan dari situasi sulit saat ini.


     Aku berharap pasokan gula dan bawang merah di dalam negeri terus dijaga. Ketersediaan harus tetap terpenuhi sehingga sembako tak kurang satupun sama halnya ketika aku butuh sembako cinta untuk membangun hubungan dengan si dia. Bersama kita wujudkan "Hati Aman saat Berbelanja Nyaman"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun