Minggu lalu, aye menulis tentang tradisi Ramadan yang dirindukan oleh warga Betawi. Demi mengusir rindu itu supaya tidak menjadi halu, aye memutuskan untuk berkunjung langsung ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan kemarin.
Sebuah kawasan yang berada di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini memang dikenal masih bertahan pada budaya betawi yang meliputi kesenian, adat istiadat, religi, kuliner, dan arsitektur.Â
Bukan hanya itu, beberapa atraksi budaya Betawi juga bisa kita saksikan pada momen tertentu seperti latihan silat, tari betawi, membatik, membuat kerak telor, dan menyaksikan pagelaran kesenian Betawi lain yang unik.Â
Banyak juga arena yang bisa kita kunjungi mulai dari panggung pertunjukkan, museum Betawi, rumah adat Betawi, sampai galeri yang menjual khusus pernak-pernik khas Betawi.
Perkampungan Budaya Betawi ini paling ramai dikunjungi saat akhir pekan. Atraksi-atraksi kebudayaan seperti balas pantun, lenong, upacara pernikahan palang pintu, pencak silat, sampai tari topeng bisa langsung kita saksikan. Beruntung, ada satu acara yang aku hadiri kemarin saat bermain ke sana. Aku pun bisa menyaksikan kesenian rebana biang yang ditampilkan oleh Sanggar Pusaka.
1. Zona A
Di zona ini kita bisa menikmati wisata budaya. Pengunjung yang datang bisa menambah wawasan budaya Betawi. Zona ini akan memperkenalkan adat istiadat dan kesenian Betawi sebagai upaya menumbuhkan nilai-nilai tradisional yang dikemas dalam bentuk karya, dokumentasi, pagelaran, dan pelatihan seni. Dari zona ini, kita juga bisa belajar prosesi budaya betawi seperti khatam qur'an, aqiqah, nujuh bulanan, injak tanah, nandak, ngaderes, dan sebagainya.
Zona A telah direvitalisasi dengan membangun museum Betawi yang dilengkapi amphy theater, rumah-rumah adat, gedung serba guna, gedung diklat, wisma Betawi, kantor pengelola, water treatment plant, musala, dan toilet umum. Sebagai gerbang pintu masuk, zona ini menjadi pusat sentral yang begitu instagramable bagi aku. Menurutku, zona ini juga cocok menjadi lokasi foto preweding atau perpisahan sekolah.
Syarat menggunakan tempat ini gampang. Kompasianer cukup mengajukan surat permohonan sesi pemotretan untuk Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan.Â
Jangan lupa saat sudah mendapat izin, Kompasianer bawa kostum berupa baju encim dan sadariah atawa baju Betawi. Kalau udah kece, bisa langsung mejeng deh buat pilih spot foto. Jangan lupa dah sambil pose nyengir yee.
Zona ini disebut juga dengan zona kuliner yang memanjakan pengunjung untuk menyusuri wisata bahari. Pengunjung bisa menyusuri bantaran Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong yang airnya berasal dari Sungai Ciliwung.
Kita akan melihat lokasi penataan pedagang kaki lima di sepanjang setu ini. Mereka yang berjualan disini tentu akan menyajikan hidangan khas Betawi seperti bir pletok, es selendang mayang, es potong atau es goyang, dodol, gulali, asinan, rujak bebeg, kerak telor, laksa, toge goreng, gado-gado, pecak ikan, nasi uduk, nasi ulam, dan lain-lain.
Beberapa kegiatan lain juga bisa dilakukan saat berada di zona ini misal budidaya ikan air tawar, memancing, sepeda air, atau olahraga kano.
3. Zona C
Di zona ini, kita juga bisa melakukan wisata agro. Artinya, melihat langsung perkebunan sambil menikmati tanaman yang hijau dengan aneka sayur dan buah ditemani udara sejuk.Â
Bukan hanya untuk rekreasi saja, tujuan wisata agro bisa memperkaya ilmu pengetahuan karena belajar dari orang-orang yang berpengalaman. Selain itu, kita bisa mendapat peluang usaha dari kegiatan pertanian yang dilakukan selepas pulang dari tempat wisata ini.
Gimana? Kompasianer semakin tak sabar kan untuk menunggu waktu berbuka puasa di tempat ini. Banyak hal berfaedah yang bisa kita lakukan karena wisata di tempat ini terbilang murah meriah dengan suasana yang ramah. Daripade kicep di rumah aje. Nyok, buat jadwal ngabuburit di Setu Babakan sekarang juge.
Aye juga ada kabar gembira nih buat Kompasianer nyang mo ngabuburit sambil nonton pagelaran seni budaya Betawi. Langsung dah ngejogrog di Zona A UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan pas tanggal 17 Mei 2019 dari pukul 13.45 WIB.Â
Ada agenda kegiatan Festival Ramadan 2019 yang diisi dengan hiburan gambus, hadroh, ondel-ondel, tari, dan lenong nyang bisa disaksiin sambil nunggu azan magrib berkumandang.
- Waktu kunjungan: pukul 09.00-18.00 WIB
- HTM: gratis
- Biaya parkir: Rp 5.000
- Akses transportasi:
- Dari terminal Blok M lanjut naik Kopaja nomor 616 jurusan Jagakarsa dan turun di Setu Babakan.
- Dari terminal Blok M lanjut naik koridor 3 jurusan Blok M - Cipedak (Bus Trans Jakarta pengumpan yang tidak terlalu besar dan berwarna biru langit).
- Dari stasiun kereta api Lenteng Agung lanjut naik angkutan umum jurusan D128 jurusan Depok - M.Kahfi II - Warung Silah kemudian turun di depan gerbang Bang Pitung 1 atau bisa langsung pesan transportasi daring karena akses menuju tempat ini tergolong macet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H