Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

8 Rekomendasi Film Indonesia Terbaik tentang Cinta

23 Februari 2019   00:01 Diperbarui: 23 Februari 2019   00:06 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pencinta film Indonesia, penulis selalu mengutamakan untuk menonton film-film nasional di bioskop. Supaya film tersebut bertahan lama, sebaiknya kita menonton pada hari pertama penayangan. Biasanya film lokal bisa dikonsumsi untuk publik setiap hari Kamis.

Berhubung semakin ramai industri perfilman Indonesia, kita juga tidak bisa serta merta menonton film-film yang tidak menyampaikan pesan dengan baik. Bukan bermaksud untuk meremehkan, tapi industri film Indonesia itu akan maju jika penontonnya juga cerdas. Kualitas harus lebih utama dibanding kuantitas.

Mumpung bulan Februari dikenal sebagai film romantis, maka penulis mau merekomendasikan film-film Indonesia terbaik yang wajib kamu tonton. Tentu pilihan film-film ini bercerita tentang percintaan dan sudah meraih penghargaan yang membanggakan. Simak review selengkapnya:

1. Ada Apa Dengan Cinta (AADC)

Film yang diputar sejak tahun 2002 ini disebut sebagai film kebangkitan perfilman nasional. Dengan genre romantis, Rudi Soedjarwo berhasil melejitkan pasangan ikonik yang dipanggil Cinta dan Rangga. Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra pun mulai dikenal sebagai aktor dan aktris berbakat untuk perfilman dalam negeri.

Singkat cerita, AADC bercerita tentang jalinan asmara Cinta yang mengejar Rangga, sosok lelaki pendiam yang suka dengan sastra. Asmara Cinta tak semudah itu diterima Rangga. Ada kisah dari keluarga dan para sahabatnya yang masih sama-sama berseragam putih abu-abu.

Masa pubertas membuat kisah Cinta dan Rangga menjadi inspirasi pasangan muda dengan masing-masing karakter khasnya. Ada air mata dan kisah persahabatan yang tak biasa. Para pemeran pun begitu totalitas dalam setiap penampilan untuk setiap adegan didalamnya.

Berkat kerja keras tim produksi film Ada Apa Dengan Cinta, penghargaan skala nasional mampu diraih. Untuk Festival Film Bandung, film ini mampu sapu bersih dengan membawa pulang piala kategori Film Terpuji, Sutradara Terpuji, Editing, Terpuji, Skenario Terpuji, Fotografi Terpuji, Musik Terpuji, dan Tata Rias Terpuji. Sementara pada Festival Film Indonesia, piala citra diraih untuk kategori Sutradara Terbaik, Aktris Terbaik, dan Tata Musik Terbaik.

Fenomenal film AADC yang viral pada masanya membuat ceritanya diadopsi dalam bentuk serial televisi atau sinetron. Selanjutnya, AADC 2 telah hadir mewarnai industry layar lebar pada tahun 2017. Hanya keberhasilan produksi tersebut tak mampu lebih unggul dari debutnya. Penonton masih sulit move on dari cerita keindahan masa-masa remaja yang tak kan pernah terulang untuk masa sekarang.

2. Sang Penari

Siapa yang pernah membaca novel best seller bertajuk Ronggeng Dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari? Film Sang Penari terinspirasi dari cerita tentang Srintil yang diperankan oleh Prisia Nasution. Dengan terpaksa, Ia harus menjadi penari ronggeng baru. Sementara teman kecilnya bernama Rasus yang diperankan oleh Oka Antara harus menerima keadaan Srintil dan masih menyimpan cintanya yang begitu mendalam. Dua insan yang berasal dari desa terbelakang dengan penduduk yang masih primitif tersebut terlihat romantis dalam mengungkap kisah cintanya. Film Sang Penari juga mengkritik isu-isu sosial era 1960-an, termasuk soal G30S/PKI.

Berkat cerita yang menarik dan kemampuan akting yang unik, film Sang Penari meraih piala Festival Film Bandung untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji, Penata Editing Terpuji, dan Penata Musik Terpuji. Sementara untuk raihan Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2011, film ini meraih 4 piala dalam kategori Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Sudahkah Kompasianer menontonnya?

3. 3 Hari untuk Selamanya

Film romantis yang dimainkan kembali oleh Nicholas Saputra kembali masuk jajaran film terbaik. Pada film 3 Hari Untuk Selamanya, Nico dipasangkan dengan Adinia Wirasti. Kisah cinta yang hadir begitu sederhana tentang Yusuf dan Ambar yang melakukan road trip ke Yogyakarta dengan menggunakan sebuah mobil. Selama perjalanan banyak hal yang berkesan dan mengubah kehidupan mereka berdua karena diskusi tentang agama, pernikahan, dan seks yang kadang masih dianggap tabu.

Film yang digarap oleh Riri Riza ini langsung mendapat tempat untuk tampil dalam festival-festival film Internasional seperti Brussels International Independent Film Festival 2008 dengan penghargaan Best Director dan Jakarta International Film Festival 2007 untuk penghargaan Best Indonesian Film. Bukan hanya cerita yang menggoda, sentuhan lagu yang digarap oleh Float juga meraih penghargaan Abhinaya Trophy untuk  Soundtrack Terbaik pada ajang Jakarta Film Festival dan Best Theme Song pada ajang MTV Indonesia Movie Award.

4. Radit & Jani

Selain Nicholas Saputra, aktor ganteng yang dikenal paling romantis dan digandrungi anak muda ialah Vino G. Bastian. Berperan sebagai Radit, Ia nekat menikah dengan seorang Jani yang diperankan oleh Fahrani. Percintaan mereka mendapat pertentangan dari orangtua Jani karena kebiasaan Radit mengonsumsi narkoba.

Suatu hari, Jani dinyatakan hamil. Radit mulai dipaksa untuk mengubah cara hidup. Cinta brutalnya pun berubah menjadi drama romansa yang unik. Meski tak harus semuanya manis, ada adegan kekerasan dan kesulitan untuk saling menguatkan sehingga memberi perspektif baru bagi sepasang kekasih yang dimabuk cinta. Sutradara Upi Avianto mampu menjembatani itu semua dalam film ini.

Emosi yang dibawakan oleh aktor dan aktris dalam film Radit dan Jani mampu terbukti mengantar mereka bawa pulang piala Indonesian Movie Awards untuk kategori Best Couple, Favourite Couple, dan Favourite Actor. Sementara pada ajang Film Indonesia 2008, piala citra didapat untuk kategori Aktor Terbaik dan Aktris Terbaik. Sungguh mereka bisa berhasil tampil sebagai bintang yang memikat penonton layar lebar.

5. Habibie & Ainun

Film ini bercerita tentang cinta sejati yang dipisahkan oleh takdir yang tak bisa dipungkiri. Cerita film diadopsi dari novel autobiografi karya Presiden RI ke-3, B.J. Habibie. Beliau menceritakan kisah cintanya bersama sang istri, Ainun. Dari awal pertemuan sampai hembusan nafas terakhir sang istri diceritakan dengan kompleks.

Seorang insinyur cerdas yang diperankan oleh Reza Rahardian memiliki seorang istri dari kalangan dokter pintar yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari.  Mereka mampu memberi inspirasi sesuai porsi layaknya hubungan sepasang kekasih dan suami istri. Bukan sekadar istri, Ainun digambarkan sebagai rekan berbagi dan bertukar opini bagi Habibie termasuk untuk urusan pemerintahan.

Wajar jika film tentang cinta ini juga memperoleh 2 penghargaan pada Festival Film Asia Pasifik ke-57 untuk kategori aktor terbaik (Reza Rahadian) dan penata musik terbaik (Tya Subiakto). Apresiasi tertinggi juga diberikan dalam bentuk Piala Jati Emas sebagai film terlaris dalam Akademi Film Indonesia. Selain itu, Festival Film Indonesia memberi 3 piala citra untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.

Ayo, siapa Kompasianer yang kisah cintanya ingin seperti mereka?

6. A Copy of Mind

Semakin maju industri film tanah air, semakin beragam pula sisi percintaan yang dituangkan dalam bentuk audio visual. A Copy of Mind bercerita tentang Sari (Tara Basro) yang menjadi pegawai salon dan bertemu dengan Alek (Chicco Jerikho) yang merupakan pedagang DVD bajakan. Kisah cinta mereka berlanjut seperti kehidupan sehari-hari sampai berani melakukan adegan panas yang bisa mengernyitkan dahi.

Bukan kisah cinta yang harus terlalu manja atau membawa perasaan ala remaja. Film ini mampu mempertemukan dua sejoli yang harus berhadapan dengan penguasa yang terlibat suap dalam masa pemilihan calon presiden. Film A Copy of Mind mampu mengarahkan penonton untuk bisa melihat situasi Indonesia yang sebenarnya saat ini dan kapan saja mau melihat ke belakang.

Keberhasilan film diapresiasi  pada penghargaan Piala Maya 2016 untuk kategori Poster Terpilih dan Tata Suara Terpilih. Sementara untuk Piala Citra dibawa pulang oleh Joko Anwar sebagai Sutradara Terbaik, Tara Basro sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Khikmawan Santosa sebagai Penata Suara Terbaik.

7. Galih dan Ratna

Film drama remaja yang dirilis pada tahun 2017 ini menjadi remake dari film Gita Cinta dari SMA. Jika di zaman old, pasangan Rano Karno dan Yessy Gusman yang menjadi bintangnya. Pada zaman now, Refal Hady dan Sheryl Shenafia terpilih menjadi pemeran utama dari casting yang digelar secara online dan offline.

Galih diceritakan sebagai pelajar SMA yang introvert dan dipaksa untuk mengutamakan pendidikan dibanding passionnya. Ibunya yang merupakan single parent, menuntut anak laki-lakinya tersebut mendapat beasiswa dan masuk ke universitas pilihan. Sementara Ratna merupakan tipe remaja yang hidup tanpa tujuan, namun hobi menulis lagu. Hanya saja karena tidak mendapat dukungan sang ayah, Ratna tak mampu memanfaatkan bakatnya dengan serius.

Mereka pun bertemu dan merasa klik satu sama lain. Perbedaan latar belakang keluarga membawa mereka pada pandangan yang sama hidup untuk mengejar passionnya masing-masing. Meski perbedaan tersebut bisa saja punya potensi untuk menghancurkan kisah cinta yang terbina.

Meski Galih dan Ratna versi zaman now tak mampu jadi pasangan yang ikonik. Cerita dan ramuan adegan dalam film ini begitu melankolis. Berkat kekuatan tersebut, film ini mampu mengantarkan apresiasi yang diterima tim produksi untuk Best Script pada Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan Sutradara Film Bioskop Terpuji pada Festival Film Bandung.

8. Love For Sale

Siapa Kompasianer yang ingat cerita film ini? Pasti bagi yang sudah menontonnya terus terngiang karena melihat kehidupan cinta Richard dan Arini yang jarang sekali ditemukan. Namun, kisah cinta ini bukan fiksi, melainkan dekat dengan keseharian.

Diceritakan Richard (Gading Marten) ditinggalkan begitu saja oleh Arini (Della Dartyan). Sejak cintanya tak terbalas, Richard tidak merasa sedih karena memang berawal dari perkenalan aplikasi kencan (Love Inc) yang biasanya hanya menghasilkan hubungan spontan atau sesaat saja. Sebagai jomblo abadi yang kesepian, Richard terus mengisi hari-harinya dengan penuh kegalauan tapi justru mampu membuat penonton peduli karena hidup Richard terlalu sunyi untuk disaksikan. Miris!

Film Love for Sale pun mendapat pengakuan dengan penghargaan sebagai naskah terbaik dalam Jogja Netpac Asia Film Festival untuk kategori Indonesian Screen Awards. Sementara pemeran utama pria berhasil mendapat 2 piala untuk kepiawaian aktingnya dari Festival Film Tempo dan Festival Film Indonesia 2018. Selamat!

          Semoga saja seiring kemajuan industri film nasional, cerita cinta yang dibuat oleh sineas lokal semakin berkembang. Jangan hanya mengejar jumlah penonton, perkaya visual dengan kekuatan cerita dan kepiawaian karakter didalamnya. Niscaya penonton akan merasa terlibat dalam kisah cinta yang terbingkai dalam format layar lebar.

           Dari film-film di atas mana yang jadi favorit Kompasianer atau ada film cinta yang ingin Kompasianer rekomendasikan juga? Tulis di kolom komentar yaa!

~ selamat menyaksikan dan menyebarkan kasih sayang ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun