Banyak dari karya yang menjadi koleksi Istana Kepresidenan merupakan bagian dari upaya diplomasi budaya, baik dari negara sahabat kepada Indonesia maupun sebaliknya. Karya-karya seni ciptaan perupa mancanegara yang ditampilkan dalam pameran ini ada yang merupakan pemberian kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat kepada Sukarno, dan ada pula yang dipesan oleh Presiden Sukarno sebagai apresiasinya kepada karya seni perupa negara sahabat itu. Berikut beberapa karya yang menarik perhatianku:
Lukisan anak-anak karya Gustavo Montoya dengan cat minyak pada kanvas 57 x 47 cm (dok. pribadi)
Patung Kepala Perempuan karya Jean-Daniel Guerry dari perunggu dengan tinggi 48 cm (dok. pribadi)
Penari Bali (1964) karya Shinsui Ito menggunakan body color pada kertas berukuran 154,5 x 91 cm (dok. pribadi)
Patung Pemanah (1919) karya Zsigmond Kisfaludi Strobl berbahan perunggu dengan tinggi 225 cm (dok. pribadi)
Bukan hanya 3 bagian karya seni itu, para pengunjung juga masih bisa melihat arsip-arsip tentang
Asian Games 1962 yang pernah berlangsung di Indonesia. Data tentang Asian Games ke-4 yang diikuti 17 negara masih tersimpan rapi. Kala itu, ada 15 cabang olahraga yang dipertandingkan dan cabang olahraga bulutangkis dipertandingkan untuk pertama kali.
Arsip Asian Games 1962 (dok. pribadi)
Perangko edisi Asian Games ke-4 (dok. pribadi)
Akhirnya, sampai juga aku di penghujung pintu keluar. Sebelum keluar, ada pemberitahuan bahwa akan ada penampilan dari Jakarta Chamber, kuartet musik gesek Universitas Pelita Harapan (UPH). Aku dan teman-teman Kompasianer lain menonton pertunjukkan tersebut sebelum bergegas keluar. Tim musik tersebut mendendangkan lagu-lagu daerah dan nasional. '
Wah, rasanya aku semakin bangga dengan nilai-nilai seni Indonesia', ujarku dalam hati.
Penampilan mini Jakarta Chamber (dok. pribadi)
Akhir pekan ke museum akan menjadi agenda hari-hari ku ke depan. Belajar kembali sejarah bangsa dan menjadi saksi bahwa bukti otentik itu masih ada. Kalau bukan kita yang masih muda tidak bersinergi, lantas siapa lagi yang mau memberi apresiasi terhadap karya seni.
"Indonesia Semangat Dunia". Frase itu yang mampu menghidupkan dan menggelorakan semangat yang terpancar dari karya seni yang dipamerkan. Ada nuansa kebangsaan, kreativitas, Â sportivitas, dan kerja sama yang lebih luas. Tidak sebatas pada nilai estetika dan resepsi terhadap karya, ada yang lebih dalam tentang menumbuhkan rasa bangga atas persahabatan dan kerja sama budaya antar bangsa yang telah dilakukan oleh Indonesia.Â
Perkenalan terhadap budaya nusantara sekaligus memberi semangat kepada masyarakat untuk terus berkreasi dan berinovasi. Ayo, ke GalNas!
Komunitas CLICK foto bersama kurator Pameran Seni Indonesia Semangat Dunia (dok. pribadi)
#SalamKreatif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya