"Aku tidak membenci adikku. Tapi, aku benci diriku saat bersama dengannya... ."
Ada film drama yang tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 1 Agustus 2018 berhasil memanjakan para pengggemar film-film Thailand. Dengan tajuk Brother of The Year, film ini disutradarai oleh Vithaya Thongyuyong. Film Brother of The Year juga menjadi karya kelima yang dibuat oleh rumah produksi, GDH 559.
Brother of the Year bercerita tentang Chut (Sunny Suwanmethanont) yang memiliki adik bernama Jane (Urassaya Sperbund). Mereka keturunan Perancis dan Thailand. Sebagai abang, Chut selalu membuat Jane kesal dengan usilnya. Ada saja tingkah konyol karena perbedaan karakter antar keduanya. Karakter mereka sangat berbanding terbalik.
Mereka selalu cekcok sejak kecil. Sebenarnya Chut ingin memiliki seorang adik laki-laki yang bisa diajak bermain baseball atau sekedar berbagi cerita komik. Sementara Jane tidak berhasil memenuhi keinginan abangnya yang tampan tersebut.
Ibu mereka juga sering memuji Jane karena terbilang sosok gadis yang pintar. Jane terkenal berprestasi dan selalu menjadi juara hingga mendapat beasiswa ke Jepang.
Setelah menyelesaikan kuliah di Jepang, Jane kembali lagi ke Bangkok. Ia harus tinggal bersama dengan Chut. Cekcok pun dimulai apalagi sikap Chut masih saja sama seperti yang dulu.
Saat Jane pulang, Chut sedang bercumbu mesra dengan gadis pujaannya. Sementara kondisi rumah dalam kondisi berantakan dan tidak terurus. Teror antar kedua abang dan adik berseteru di dalam rumah itu.
Chut yang jorok dengan Jane yang rapi terlihat saling membentur. Kecerobohan Chut memang tak bisa ditolerir lagi. Meski demikian, Jane selalu sabar membersihkan semua ulah kacau yang diperbuat oleh abang kandungnya sendiri.
Tak lama menjadi fresh graduated, Jane mendapat pekerjaan di Bangkok sebagai asisten manajer pemasaran, Shiruku Corporation. Dari awal melamar kerja, Jane sudah ditaksir oleh atasannya yang bernama Moji (Nichkhun Buck Horvejkul). Mereka pun menjalin hubungan layak sepasang kekasih.
Hubungan mereka tertangkap basah oleh Chut saat sedang berciuman di sebuah kedai. Sebagai abang dari Jane, ia tak merestui dan memisahkan hubungan asmara keduanya dengan tingkah-tingkah konyol yang dibuatnya. Semua kisah asmara tak berjalan semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi Shiruku Corporation juga menjadi klien dari perusahaan iklan tempat Chut bekerja sebagai Account Executive. Konflik abang dan adik bertambah binal karena urusan pribadi mulai tercampuri dengan konflik profesionalitas dalam pekerjaan. Sikap Chut yang liar justru membuat Ia kehilangan project iklan tersebut.
Chut mulai memutar otak dan mengancam bahwa hubungan Jane dan Moji tak bisa diteruskan ke tahap lebih lanjut. Â Jane terus menjerit dan hatinya tetap berontak karena persiapan pernikahan dengan Moji sudah diperhitungkan. Bahkan, rencana mereka untuk tinggal di Jepang setelah punya keluarga juga tampak matang. Romansa keduanya seolah tak bisa lagi dipisahkan. "Saat dua orang saling mencintai, uang seharusnya tidak jadi masalah... ."
Hingga saat Jane sudah memiliki keluarga bahagia, Chut mulai menyadari egoisme diri yang terlalu merasuk hati. Sebagai abang atau anak tertua dalam keluarga, Ia tak layak bersikap dingin seperti itu hanya karena terus memikirkan diri sendiri. Chut menyesali perbuatannya dengan refleksi terhadap keponakannya untuk tidak menjadi seperti dirinya di masa lalu.
Empat penulis naskah, Nontra Kumwong, Tossaphon Riantong, Adisorn Trisirikasem, dan Vitthaya Thongyooyong berhasil menyajikan jalan cerita yang berbeda dari film Thailand lain. Cerita Brother Of The Year tidak mudah ditebak. Alur begitu sederhana dan bisa dipahami karena mampu menyentuh hati para penontonnya. Penonton diajak ikut naik roller coaster kehidupan yang mungkin saja tidak begitu menegangkan, tapi penuh dengan pertengkaran antar hubungan persaudaraan. Dibalik akal bulus Chut yang nyeleneh dan Jane yang cerdas, mereka menyimpan rasa kasih sayang yang tak bisa terungkap.
Beberapa adegan flashback sengaja dibuat untuk mengingatkan masa kecil mereka. Ada yang terungkap dari sisi Chut maupun dari ingatan Jane. Adegan dikemas dalam tempo yang cepat, tidak terlalu lambat.
Hanya pemilihan adegan kilas balik (turning point) yang membuat Chut sadar bahwa Jane merupakan adik yang menyayanginya sejak kecil terasa kurang dramatis.
Ada suatu momen di sekolah saat Chut pingsan dan Jane tidak menginginkan Chut meninggal saat itu juga. Disitu hubungan persaudaraan mereka dipertaruhkan dan rasanya tak ada momen spesial yang membuat Chut berpikir ulang bahwa Jane sangat mencintai abang kandungnya sendiri.
Scene stealer dalam film ini justru datang saat Chut berkhianat terhadap pekerjaannya sendiri namun mempertaruhkan kehidupan keluarga, karier, dan masa depannya. Moji yang menjadi klien sekaligus calon dari iparnya mengetahui rencana Chut saat mendengar percakapan Chut dengan timnya di sebuah toilet. Dari situ Moji dilematis karena harus memutuskan kontrak kerja pembuatan iklan dengan Chuta, namun disisi lain Chut mengancam tak merestui hubungan Moji dengan Jane.
Chemistry yang dibangun oleh Sunny dan Yaya sebagai abang dan adik berhasil membawa penonton yang juga memiliki hubungan persaudaraan sama bisa saling berkaca.
Cinta dalam keluarga ini terlihat tidak biasa namun sesuai pada batas realita. Klop, kata itu yang cocok mendeskripsikan adegan demi adegan dalam keluarga yang bisa saja mengundang tawa.
Personil boyband 2 PM ini memerankan tokoh yang fasih berbahasa Jepang namun punya keturunan darah dari Thailand. Maka, setiap adegan romantis Moji dengan Jane selalu membuat histeris para penonton fans KPop di dalam bioskop. Meski Moji tak begitu banyak ambil bagian dalam perang saudara pada keluarga Chut dan Jane.
Beberapa pemeran lain juga terlihat kurang sreg dimata penulis seperti penampilan dari pemeran Chut dan Jane saat kecil dan remaja. Fisiknya tak begitu mirip. Kekurangan lain seperti adegan rumah yang tiba-tiba disulap dengan bersih dan jumping lighting (penataaan cahaya pada adegan yang tidak sesuai dengan latar waktu). Semua itu bisa tertutupi dengan struktur cerita yang tidak begitu mengganggu.
Jika Kompasianer memiliki abang, kakak, atau adik coba saja ajak ke bioskop untuk menonton film Brother of The Year. Bersiaplah untuk melihat hubungan keluarga yang haru, namun tetap lucu. Biar bagaimanapun ada perang saudara dalam keluarga, kita tak bisa pungkiri bahwa harta yang paling berharga adalah KELUARGA.
"Walaupun dia jadi abang yang paling payah, tapi aku tidak akan berhenti untuk jadi adiknya, saudara kandungnya sendiri"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H