Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Strategi Efektif dalam Stabilisasi Harga Ekonomis

13 April 2018   23:58 Diperbarui: 14 April 2018   00:21 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana event Kompasiana Perspektif (dok. pribadi)

Tahun 2018 disebut sebagai era ekonomi kreatif. Transaksi jual beli produk lokal menjadi prioritas awal tahun kinerja Pemerintah untuk membangkitkan gairah perekonomian nasional. Laju ekonomi mulai diatur dan potensi lokal segera dibenahi.

Pasar-pasar tradisional mulai diperhatikan eksistensinya agar transaksi jual beli mampu bertahan dalam skala persaingan global. Kementerian Perdagangan juga mulai menertibkan para pelaku usaha, seperti minimarket dan supermarket. Hal ini harus dilakukan agar tidak ada kesenjangan operasional antara pasar tradisional, minimarket, dan supermarket. Semua harus bisa memuaskan konsumen dengan pelayanan prima.

E-flyer Kegiatan Kompasiana Perspektif (dok. pribadi)
E-flyer Kegiatan Kompasiana Perspektif (dok. pribadi)
         

Suasana event Kompasiana Perspektif (dok. pribadi)
Suasana event Kompasiana Perspektif (dok. pribadi)
Semua itu disampaikan langsung oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Bapak Enggartiasto Lukito dalam acara Kompasiana Perspektif. Ngobrol Santai Perdagangan Indonesia ini telah dilangsungkan di Auditorium Gedung 1 Kementerian Perdagangan, pada Selasa 13 Maret 2018. Puluhan Kompasianer pun tak melewatkan kesempatan ngobrol pada malam itu.

Menteri Perdagangan juga menjelaskan bahwa menetapkan kebijakan harga, pengelolaan stok dan logistik, serta pengelolaan ekspor atau impor terus dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin stabilisasi harga kebutuhan pokok.

Hal ini dilakukan agar kinerja Kementerian Perdagangan mampu menjaga neraca perdagangan Indonesia dalam kondisi stabil. Jika perekonomian nasional terus membaik, maka kemakmuran rakyat semakin sejahtera.

Kondisi demikian harus disiasati menjelang fenomena kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang atau selama hari raya keagamaan. Entah anomali kenaikan harga ini memang jadi bakteri yang terjangkit jelang lebaran bahkan sampai pasca lebaran menjelang natal. Biasanya, harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, dan bahan lain yang banyak dicari justru mematok harga liar.

Makanan Pokok (dokpri)
Makanan Pokok (dokpri)
Jagung sebagai salah satu kebutuhan pokok di Indonesia (dokpri)
Jagung sebagai salah satu kebutuhan pokok di Indonesia (dokpri)
Harga cabai diprediksi akan terus naik (dokpri)
Harga cabai diprediksi akan terus naik (dokpri)
Strategi antisipatif mulai dijalankan dari sekarang. Kementerian Perdagangan bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan instansi-instansi terkait untuk memastikan stabilisasi harga dan ketersediaan barang terjaga dengan baik. Tahap awal, Pak Enggar beserta staf mulai mengidentifikasi dan memantau harga secara nasional.

Dilanjutkan dengan identifikasi kesiapan instansi dan pelaku usaha untuk menghindari kekurangan stok atau gangguan distribusi. Kemudian pengawasan barang yang beredar juga dilakukan secara berkesinambungan agar masyarakat terhindar dari barang kadaluarsa, barang seludupan, serta barang impor yang tidak aman dikonsumsi atau digunakan.

Dari strategi-strategi tersebut, Kementerian Perdagangan juga harus mencoba belajar pada 3 negara yang begitu ketat akan pengawasan harga pasar, seperti:

1. Malaysia yang memiliki UU kawalan harga (Price Control Act). Beberapa harga komoditas terus diawasi oleh Pemerintah. Jika ada pelaku usaha yang menaikkan harga, Pemerintah dapat memanggil dan meminta penjelasan motif apa dibalik kenaikan harga. Apabila pelaku usaha tidak bisa memberi penjelasan memadai, maka Pemerintah akan tegas dalam kualifikasi pelanggaran tindak pidana ekonomi.

2. India memiliki Esential Commodity Act (1955). Apabila suatu komoditi masuk kategori kebutuhan yang hakiki, maka Pemerintah India melakukan intervensi sejak dari produksi, distribusi atau tahap logistik hingga pricing policy.

3. Australia memiliki Surveillance Act. Jika harga sejumlah komoditas strategis mengalami kenaikan tidak wajar (di atas angka inflasi rata-rata tahunan), Pemerintah Australia melakukan intervensi dalam bentuk memberi bantuan langsung tunai kepada rentan kelompok masyarakat yang membutuhkan. Bisa juga dalam bentuk pasar murah.

3 contoh negara tersebut mampu membawa Pemerintah pada penguatan regulasi. Minimal, Pemerintah mampu mewajibkan pelaku usaha distribusi bahan pokok untuk melaporkan distribusi dan stok mulai dari sekarang.

Jangan sampai para pelaku usaha justru terciduk saat dilakukan operasi pasar karena ada penimbunan di dalam industri yang mereka kelola. Industri harus taat terhadap kebijakan Pemerintah agar bisa berjalan beriringan demi kestabilan.

Berarti, tidak hanya intervensi dari Pemerintah saja. Semua pihak juga harus bergerak bersama untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sebagai contoh, industri lokal juga harus memenuhi permintaan produk yang sedang diminati. Salah satu cara terbaik menurunkan harga yaitu dengan membanjiri pasar melalui produk dalam negeri.

Apalagi pergeseran gaya hidup ke ranah digital semakin pesat. Maka, industri  lokal harus mampu bersaing di pasar global. Minimal dengan melakukan pendekatan terhadap generasi milenial selaku pangsa pasar. Buat promosi produk ke arah digital.  Jangan sampai kita masih malu menggunakan produk lokal. Jika itu terjadi, cepat atau lambat produk lokal justru diakui oleh bangsa lain.

Inilah era ekonomi kreatif berbasis digital yang saling terintegrasi dan saling tergantung satu sama lain. Terus jalankan strategi-strategi di atas demi mengidentifikasi kekuatan nasional sehingga bisa bekerja secara optimal dalam konteks stabilisasi harga pasar yang ekonomis.

Kerjasama ekonomi secara Internasional juga harus tetap terhubung agar kegiatan perdagangan bisa menciptakan keuntungan dan kesejahteraan.

Sesi foto bersama dengan seluruh Kompasianer yang hadir (dokpri)
Sesi foto bersama dengan seluruh Kompasianer yang hadir (dokpri)

Di akhir obrolan, Pak Enggar berkelakar "Jadi Menteri Perdagangan itu bagai duduk di kursi berduri. Buat apa jadi Menteri, kalau tidak bisa mensejahterakan anak negeri".

#BloggerEksis bersama Menteri Perdagangan RI
#BloggerEksis bersama Menteri Perdagangan RI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun