Hanya saja hal ini tak mampu diimbangi oleh bintang utama seperti Herjunot Ali dan Indah Permatasari. Karakter Junot bagai berada di dua sisi tanggung. Kadang masuk dalam momen dramatis, namun kadang hadir dalam sisi komedi yang tidak bisa ditertawai.Â
Keluguan Bimo sebagai anak rumahan membuatnya labil. Di sisi lain, Bimo justru terlihat punya jaringan persahabatan dan karir yang mapan. Begitu juga dengan karakter Lala yang ambisius, keras kepala, perfeksionis, dan tegas tidak berhasil diperankan dengan baik oleh Indah. Kegalauan hati Lala belum tersampaikan dengan lugas kepada penonton. Semua terasa serba tanggung.
Dibalik itu, Film Takut Kawin penting membawa pesan tentang pernikahan yang butuh komitmen dan tanggung jawab. Lebih dari kemapanan yang hanya bermodal buku nikah. Selain itu, film juga menyentil bagi mereka yang telah melakukan nikah siri. Apalagi gaya hidup anak zaman now sudah tidak memperhitungkan status istri dan anak supaya bisa diakui secara resmi.
Yuk, rencanakan pernikahan dari sekarang. Walau jelang hari H pernikahan sering bermunculan spekulasi dalam kepala. Sensasi pernikahan itu akan terasa jika kita berusaha menikmati prosesnya.
"Menikah itu menyikapi dua karakter berbeda"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H