Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Cinta yang Terhalang Perbedaan Kasta

25 Januari 2018   01:55 Diperbarui: 25 Januari 2018   02:19 2189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu versi poster Film Silariang

Hanya saja ada kontinuitas sikap yang tidak tergarap saat sebelum naik sampan. Zulaikha ingin buang air kecil, tapi sampan sudah harus berangkat dan tak bisa menunggu lama. Setelah Ia naik seolah tidak ada aksi lanjutan alias Zulaikha lupa begitu saja rasa ingin pipis yang sudah Ia tahan.

Sebagai aktris yang pernah meraih Piala Citra, sosok Dewi Irawan juga sangat menjiwai sebagai ibu yang tak merestui. Namun, pengembangan karakter Puang Rabiah dalam tokoh tidak mendapat porsi begitu banyak. Ada adegan yang disengaja saat Ia masuk ke kamar anaknya seolah sudah mengetahui bahwa Zulaikha akan kabur dari rumah. Ini terlalu mengada-ada.

Dari semua pemeran yang ada, tokoh Nurjanah (Wahyuni) paling terlihat begitu kaku dalam setiap aktingnya. Sebagai seorang ibu yang sayang terhadap anak lelakinya, Ia tidak tampak begitu membela anaknya, Yusuf. Padahal karakter Nurjanah dibentuk penuh kasih sayang sejak awal cerita.

Flyer Film Silariang
Flyer Film Silariang
Tata kamera pun nyaris meromantisasi setiap adegan berdurasi 98 menit ini. Dengan dalih komposisi gambar, kamera justru ada yang memperlihatkan adegan jumping. Saat Yusuf dan Zulaikha naik di atas sampan, mereka tampak duduk di tengah antara penumpang lain. Lalu, shot selanjutnya justru menempatkan mereka seperti duduk berdua tanpa ada penumpang lain yang duduk di belakangnya. Beberapa momen two shot Yusuf dan Zulaikha juga dibiarkan shake the camera sehingga mengganggu love moment diantara mereka.

Secara keseluruhan, film terlalu cepat mengalir di awal. Ada beberapa bagian cerita yang hilang karena tak mampu membangun love story scenes dengan romantic moment. Padahal penonton seharusnya diberi deskripsi atas dasar apa kekuatan cinta mereka hingga tak bisa dipisahkan dari awal. Apalagi sebagai suami istri yang menjalani pernikahan dini, mereka juga terlibat konflik di akhir cerita hingga sempat terpikir untuk bercerai.

Penggarapan adegan sejatinya mampu mempertimbangkan alur cerita yang mengalir dari awal sampai akhir hingga tercipta konstruksi cerita manis yang dinamis. Backstoryperlu dibangun di awal film agar makna cinta bisa didapat dalam prolog adegan.

Ada beberapa adegan yang juga tampak menggelikan. Saat adegan Paman dan Bibi Yusuf datang ke rumah Zulaikha, mereka sudah terlihat disambut. Namun, belum dipersilakan untuk duduk, mereka justru sudah duduk terlebih dahulu. Bahkan dialog langsung memulai dengan perkataan 'silakan duduk', padahal semua pemeran sudah tampak duduk di sofa.

Begitu juga saat adegan ayah Yusuf yang bernama Dirham mengetahui bahwa anak laki-lakinya kabur terlalu dibuat-buat. Ia seolah menelepon pihak perbankan untuk memblokir kartu ATM dan deposito milik Yusuf. Padahal, untuk memblokir saldo dalam dunia perbankan tidak bisa diwakilkan melainkan harus dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan. Adegan menelepon ini juga terdistraksi dengan suara televisi yang begitu mengganggu di ruang keluarga.

Di akhir film, cerita mulai tersaji secara klise. Tiba-tiba Yusuf dan Zulaikha yang sudah memiliki anak dihakimi oleh masyarakat kampung karena sudah ketahuan melakukan silariang. Penyelesaian cerita semakin menjadi kaku hanya karena aspek 'golongan darah yang langka'.

Zulaikha yang telah dianggap mati secara adat akhirnya bisa diterima kembali oleh pihak keluarga. Mereka pun melangsungkan adegan pernikahan yang juga menggelikan karena Bisma datang didampingi oleh rombongan, sementara ayah dan ibunya malah sudah duduk di dalam rumah mempelai wanita. Sungguh adegan yang penuh keganjilan.

Untung saja latar belakang keindahan panorama Makassar melalui Rammang Rammang yang memang dikenal sebagai lokasi wisata eksotis di Sulawesi Selatan mampu menjadi daya tarik tersendiri. Colour grading film ini juga aman. Sampai tata musik yang digarap oleh Nadya Fatira begitu mantap jiwa. Apalagi, ia juga menyanyikan lagu "Inninawa" dengan suara yang menyentuh hati bagi siapa saja yang mendengarnya. Original soundtrack yang berjudul "Meski Kau Tak Ingin" juga mampu dinyanyikan oleh Musikimia dengan syahdu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun