Ayu yang hidup dalam jiwa Adinia Wirasti bagai oase. Ia pun dapat dengan mudah membaca pikiran Natalie yang ingin berbagi keluh kesah tentang Erwin. Karakter Ayu yang  ditampilkan sebagai sosok tenang dan dewasa diperkuat dengan bagaimana olah tubuh dan olah wajah berekspresi apa adanya. Intonasi suara berperan baik mendukung setiap line up dialog apalagi saat Ia harus beradu akting dengan karakter Yohan.
Hanya saja Ernest tampil kurang maksimal karena memang tidak mudah memegang 3 peran sekaligus dalam sebuah produksi film. Selain itu, beberapa dialog berbahasa Inggris juga belum bisa diucapkan secara fasih apalagi dialog tersebut memiliki penekanan saat adegan pertengkaran dengan Giselle.
Perjalanan karakter Erwin pun tidak terbentuk, seolah hanya menjadi idola dari si Naryo atau pelanggan wanita bertubuh tambun yang suka mengutang dan tiba-tiba memuji ketampanan Erwin, lalu berniat menjodohkan Erwin dengan adiknya. Karakter Erwin sulit mendapatkan hati dari penonton.
Sebagai pendatang baru yang merambah dari dunia musik ke film, akting Gisella Anastasia juga belum begitu kuat. Emosi karakter yang diperankan belum keluar sepenuhnya. Hanya pada adegan Natalie yang akhirnya luluh bersedia menjadi istri seorang penjaga toko, ia mampu menstabilkan emosinya.
Pondasi utama drama keluarga bergenre komedi ini berhasil dibangun atas dramatisasi konflik yang dibawakan oleh pemeran-pemeran tersebut. Lawakan dalam bentuk celotehan, pelesetan dan dialog jenaka pun hadir menyela cerita yang terus bergulir. Lontaran dialog dibuat mendekati kejadian sehari-hari atau fenomena budaya populer yang sedang atau sempat terjadi.
Para pemeran pembantu dan cameo juga memberi andil besar dalam setiap adegan keceriaan. Ada karakter Mrs. Sonya (Asri Welas)Â sebagai scene stealeryang menjadi tokoh bos dari Erwin dengan tata rias wajah menor. Tokoh Asri Welas hadir dengan konsistensi sampai akhir cukup membuat penulis terpingkal-pingkal saat menontonnya. Ia sering menyanyikan lagu "Keluarga Cemara" dan menyuruh orang-orang disekelilingnya untuk bernyanyi bersama. Jika tidak tahu lagunya, maka ia akan bilang "Katrok!" dengan orang-orang disekitarnya bahkan kepada penonton sekalipun. Berkat gimmick jenaka ini, Ia pun mendapat penghargaan dari Indonesia Box Office Movie Awards (IBOMA) 2017 sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.
Renyahan komedi yang diaduk dengan emosional drama juga disuguhkan ala jebolan stand up dengan nuansa beda. Duet Awwe dan Adjis mengkolaborasikan hal-hal lucu yang menjanjikan pembelokkan humor. Ada Dodit Mulyanto dengan karakter pujangganya berhasil mengeluarkan celetukan puitis untuk mendekati seorang gadis pujaannya dari toko sebelah bernama Tini (Arafah Riyanti). Â Didukung dengan tingkah feminim Yusril Fahriza yang terjebak dalam big body, rambut belah tengah, dan jenggotnya yang seperti rumput lapangan futsal. Mereka mampu memberi letupan lelucon yang mengocok perut penonton.
Adegan bermain kartu dengan judi yang melibatkan Yohan dan tiga orang temannya juga mengundang gelak tawa. Ada satu orang keturunan Tionghoa bertubuh kurus, satu karakter perwakilan dari Indonesia bagian timur; dan satu keturunan Tionghoa bertubuh gembul dan berambut mohawkbernama Aming yang selalu teriak saat berkomunikasi dengan ibunya yang tak pernah diperlihatkan di layar.Â
Dalam adegan itu, keempat karakter bermain kartu sambil ngobrol ngalor-ngidultentang candaan receh. Humor untuk menyebut tomat, mentimun, dan bengkuang sebagai diferensiasi antara buah atau sayur menghiasi film ini sebagai bentuk hiburan yang lucu. Adegan ini mungkin hanya intermezzo,tetapi bisa dipakai sebagai framing deviceuntuk menjelaskan hubungan karakter Koh Yohan dengan keluarganya yang tak sedekat mereka.
Ada juga adegan berdo'a yang dipanjatkan mereka di depan meja judi menjadi sesuatu candaan yang memang jarang sekali terjadi. Pengaturan mise-en-scene dalam adegan kocak ini pun dieksekusi dengan baik sehingga visual yang jenaka berhasil tampil layaknya obrolan apa adanya. Salut!
Dengan materi lawakan yang continuity, Film Cek Toko Sebelah berhasil menghibur seluruh penonton. Adegan lucu juga hadir saat satpam (Billy W. Polli) di rumah sakit melakukan semacam mediasi antara Yohan dengan Erwin ketika bertengkar. Adegan kurir tengil (Aci Resti) yang mengantar papan nama ke toko juga menjadi guyonan khas yang mengundang tawa, meski hadir tiba-tiba begitu saja.