Tepat di tanggal 30 Maret 2017, kita merayakan Hari Film Nasional. Film Indonesia dahulu yang bergenre misteri atau horor selalu ditunggu-tunggu penonton setia. Ada pemeran utama wanita yang selalu berhasil menghantui para penonton. Totalitas akting pemeran utamanya mengingatkanku kembali pada film-film lokal zaman dahulu kala yang paling fenomenal, salah satunya Film Malam Satu Suro. Dalam film ini, Suketi dikisahkan sebagai wanita muda yang mati bunuh diri setelah diperkosa dan hamil. Arwahnya tidak bisa beristirahat dengan tenang dan Suketi pun menjelma menjadi Sundel Bolong untuk balas dendam. Film ini sukses karena dibintangi oleh ratu horor Indonesia yang kini telah tiada, Almarhumah Suzanna.
Sambil menengok kembali kiprahnya dalam jagad film nasional. Penulis akan mengingatkan kembali kepada pembaca tentang adegan-adegan yang tak kan pernah terlupa dalam film Malam Satu Suro sebagai berikut:
1. Adegan Sundel Bolong jadi Anak Angkat
Film Malam Satu Suro punya kualitas film horor yang paling istimewa dalam hal menakutkan penonton. Awal adegan, suasana sudah dibuat menyeramkan. Pemeran dukun sakti dari Alas Roban, Jawa Tengah dengan nama Ki Rangga langsung membangkitkan setan wanita yang sering gentayangan dari kuburan. Saat setan sudah bangkit dari kubur, Ki Rangga berkata “Suketi, menurutlah Nak, engkau akan kujadikan anak angkat ku.”. Lalu, adegan pun dibuat semakin mendebarkan dan paku keramat langsung dipantek pada kepala Sundel Bolong, yang bernama Suketi.
2. Adegan Malam Pertama
Ini merupakan film jenis misteri yang romantis dan diproduksi tahun 1988. Walaupun penulis belum lahir pada masa itu. Dalam film ini, diceritakan salah satu pemeran pria bernama Bardo (diperankan oleh Fendy Pradana) sedang berburu kelinci di hutan. Tiba-tiba Ia bertemu sosok wanita dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Suketi. Mereka pun segera melangsungkan pernikahan di hutan dengan iringan penari-penari rekaan dalam adegan ritual mistik Jawa kuno. Pernikahan yang mereka lakukan wajib dilangsungkan tepat malam satu suro.
Setelah adegan pernikahan dilanjutkan dengan adegan malam pertama. Unik memang karena adegannya tidak dilakukan di ranjang, melainkan di padang ilalang. Mereka pun bercumbu mesra dengan romantisnya di alam bebas. Romantisme mistis yang begitu manis.
3. Adegan Tembok Derita
Bukan setting tempat yang penuh penyiksaan, tembok derita ini merupakan judul lagu. Tembok derita dinyanyikan dalam film ini, saat adegan si Bokir (penyanyi dangdut yang punya gaya ala John Lennon) dan Dorman Borisman (yang berperan sebagai pengawal pribadi) menjadi korban keusilan dari Sundel Bolong di kuburan. Untuk mengingatkan sepenggal lirik lagunya, mereka bernyanyi lagu ini “Pak hakim dan pak jaksa, kapan saya akan disidang?...”
4. Adegan Main Piano
Jika yang main piano seorang musisi, pasti kita akan menikmati. Namun, dalam adegan ini, Sundel Bolong bermain piano di dalam rumah saat tengah malam. Ia mendentingkan tuts piano sambil menyanyikan lagu "Selamat Malam" karya Vina Panduwinata. Adegan ini ditunjukkan sebagai kesan bahwa Suketi sedang sedih dan rindu berkumpul bersama keluarganya. Dentuman piano itu menjadi simbol bahwa Ia ada dalam rumahnya meskipun mereka sudah berada di alam berbeda. Di akhir adegan, Suketi berkata "Arwahku akan gentayangan sebelum dendamku terbalas".
Hati-hati yaa. Kompasianer juga akan digentayangin tengah malam dengan suara piano di rumah kalian !
5. Adegan Gali Kubur
Suketi yang tampak berduka dan selalu menyimpan dendam, berusaha menggali kuburan anak perempuannya. Dalam adegan ini, Suketi menggali kuburan itu dengan penuh amarah. Suketi pun memasukkan jasad Preti ke sebuah peti mati bersama boneka kesayangan Preti. Kemudian, Suketi jalan perlahan dengan menyeret peti mati tersebut. Apa Kompasianer berani menjalani adegan gali kubur seperti ini? . . . .
Supaya Kompasianer gak penasaran dengan adegan-adegan di film horror epic yang diproduksi oleh Soraya Intercine Films ini, langsung nonton yah Film Malam Satu Suro yang bisa buat bulu kuduk kamu merinding sediri. Misterinya begitu kental meskipun didukung properti seadanya. Beda dengan film horor masa kekinian yang hanya menampilkan make up hantu yang tebal dan akhirnya cuma menjual dengan tonjolan paha sama dada dari para pemerannya.
Dari semua adegan-adegan di atas, penulis salut dengan peran utama wanita yang hingga sekarang belum pernah ada aktris yang bisa menggantikan posisinya. Sundel bolong bernama Suketi memang layak diperankan oleh ratu film horror Indonesia, almarhumah Suzanna yang sudah tenang di alam sana.
Siap-siap yaa, sebentar lagi Suketi akan menghantui kamu yang sudah baca*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H