3. Pengumuman lolos seleksi administrasi tahap awal dilakukan begitu mendadak jelang 3 hari sebelum tes berlangsung. Pengiriman e-mail konfirmasi terhadap peserta yang lolos seleksi pun dilakukan bertahap sehingga ada beberapa peserta yang mendapat e-mail malam hari sebelum esok harinya psikotest dilakukan. Hal seperti ini sangat merugikan para peserta yang datang dari luar Jakarta. Salah satu teman yang aku kenal berkata: "Bener-bener nyesek ikut tes ini!".
4. Saat psikotes berlangsung tidak ada pengecekan kembali identitas peserta. Beberapa peserta bisa saja hadir dengan diwakili temannya. Ini benar-benar aneh semua bisa masuk bebas ke ruang test cukup memakai ID peserta tanpa ada verifikasi lagi.
5. Saat tes berlangsung, pengawasan tes pun dilakukan tidak begitu layak. Banyak peserta yang tidak mengikuti aturan tes sehingga mereka menggunakan cara-cara licik tersendiri.
6. Proses pengumuman tes yang berlangsung begitu cepat dengan dalih proses skoring telah ditangani secara profesional hingga dini hari. Namun, setelah dilakukan pengecekan ulang saat pengumuman kelulusan psikotes sudah dipublikasikan, beberapa nomor ID peserta yang tidak datang saat psikotest malah lanjut ke tahapan berikutnya. Panitia pun langsung melakukan klarifikasi di media sosial bahwa ada kesalahan data entry. Apa ini yang disebut dengan profesionalitas?... .
Dari semua hal tersebut di atas, lebih parah lagi hasil psikotest kemungkinan besar hanya ditentukan atas intruksi yang selalu diberitahu ulang dari awal. Para panitia selalu bilang "Mohon untuk ID peserta yang sudah dikalungkan untuk selalu menghadap ke depan dan peserta harus selalu tersenyum saat menjalankan test." Mungkin pemberitahuan ini menjadi kata kunci bagi mereka yang lolos ke tahap-tahap selanjutnya. Beberapa peserta yang tampil dengan make up atau terlihat aura bintangnya keluar tampak dicatat nomor ID pesertanya dan dipastikan lolos ke tahapan selanjutnya. Panitia pun berdalih bahwa ini dilakukan untuk kebutuhan presenter dan reporter. Padahal, jika panitia rekrutmen ingin melihat penampilan bisa dilakukan screening ditahap awal administrasi dengan mencantumkan foto pada data yang dimasukkan ke dalam database server.
Sebenarnya Net Media mau cari sosok-sosok di belakang layar atau di depan layar yaa?... Kenapa tidak sekalian dibuat proses rekrutmennya seperti ajang audisi atau talent search saja agar para peserta bisa optimal menunjukkan skillnya. Semua anggapan-anggapan di atas langsung memenuhi akun media sosial Netmediatama. Para peserta bercerita tentang keluh kesah, mencari cara untuk mencapai lokasi tes, dan masih banyak pertanyaan yang mereka ajukan lagi karena beberapa hal perlu dievaluasi ke depannya nanti. Hingga akhirnya, para peserta pun berasumsi bahwa faktor keberuntungan yang menjadi salah satu indikator kelulusan bekerja di Net Media.
    Semoga saja Netmedia bisa menghadapi tantangan ke depan. Besar harapanku, Net Media mampu mempelajari setiap kekurangan dalam kegiatan yang dilakukan agar memiliki landasan lebih bijak. Jika hal-hal tersebut tidak bisa dievaluasi, maka Net Media akan terasa sulit untuk menjadi sumber inspirasi masa kini*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H