Saya mau tamasya berkeliling-keliling kota
Hendak melihat-lihat keramaian yang ada
Saya panggilkan becak, kereta tak berkuda
Becak (becak) coba bawa saya
Saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki
Melihat dengan asyik ke kanan dan ke kiri
Lihat becakku lari bagaikan tak berhenti
Becak (becak) jalan hati-hati
Saya mau tamasya berkeliling-keliling kota
hendak melihat-lihat keramaian yang ada
Saya panggilkan becak, kereta tak berkuda
Becak (becak) coba bawa saya, Becak (becak) coba bawa saya
Becak (becak) coba bawa saya, Becak (becak) semuanya ajak
(Lirik lagu Hai, Becak !)
      Lirik lagu di atas mengingatkan ku pada masa kecil dahulu. Penyanyi cilik bernama Dhea Ananda pernah mempopulerkan lagu ciptaan Ibu Soed tersebut. Sekarang, lagu tersebut tinggal kenangan tak ada lagi penyanyi yang mau menyanyikannya kembali. Mungkin saja para orang tua kekinian juga tak mengajarkan lagu anak-anak yang penuh suka cita seperti ini.
      Aku mengenang lirik lagu tersebut setelah melihat Google Doodle pada hari ini. Google Doodle itu merupakan tampilan animasi yang dibuat di halaman depan (cover) saat kita membuka situs google. Setelah sosok Pramoedya Ananta Toer yang mencuri perhatianku melalui Google Doodle beberapa waktu silam. Kali ini sosok Saridjah Niung berkacamata tampak sedang bernyanyi dihadapan anak-anak kecil dengan ornamen bentuk-bentuk partitur atau tangga nada yang pernah kita pelajari di masa sekolah dulu.
      Saridjah Niung Bintang Seoedibjo merupakan nama lengkap dari seorang guru musik dan pencipta lagu anak-anak yang dikenal dengan panggilan Ibu Soed. Ia lahir pada tanggal 26 Maret 1908 di Sukabumi, Jawa Barat.
      Ia dikenal sebagai tokoh musik yang memulai karier sebelum kemerdekaan Indonesia. Pernah bersekolah di Hoogere Kweek School-Bandung, Ibu Soed mulai menjadi guru musik di HIS Petojo,  HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang pada masa itu (sekitar tahun 1925-1941) masih menggunakan Bahasa Belanda. Keprihatinannya terhadap anak-anak Indonesia yang kurang gembira dalam menjalani masa kecil, membuatnya berpikir untuk menciptakan lagu-lagu ceria. Karyanya pun diterima semua kalangan dan terasa menyenangkan mengenal kehidupan masa kecil yang penuh permainan.
     Kini, Ibu Soed telah tiada sejak meninggal di usia 85 tahun pada tahun 1993. Karya-karyanya dibidang musik tetap menjadi legenda. Ia akan menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Semoga saja lagu-lagunya tak akan pernah berhenti terdengar di telinga kita, tapi masih bisa terwarisi untuk generasi anak, cucu kita nanti. Aku juga menyukai salah satu lagu wajib nasional ciptaan Ibu Soed, berjudul Tanah Airku.
Tanah air... . Ku tidak kulupakan
kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
 Tanahku yang ku cintai
 Engkau ku hargai
Walaupun banyak negeri kujalani
yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sinilah ku rasa senang
Tanahku tak ku lupakan
Engkau ku banggakan.
     Tepat di 109 tahun usianya, aku hanya bisa mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN, IBU SOED. Terima kasih telah mengisi masa kecilku dengan lagu anak-anak yang penuh kebahagiaan*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H