Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Salawaku: Cerita Menyentuh Kalbu

8 Maret 2017   15:47 Diperbarui: 9 Maret 2017   10:00 3435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan Salawaku dan Saras dimulai* (Sumber: Twitter @FilmSalawaku)

Menjelang Hari Film Nasional 2017, kebangkitan perfilman Indonesia tumbuh subur. Sineas lokal mulai membuat film dengan variasi genre yang berbeda. Menurutku, jika cerita dalam film tersebut mampu menyentuh secara personal, film itu akan menjadi bagus. Karya yang baik selama ini ialah film tentang manusia, tentang apa yang dirasakannya, karakter, kepedulian, dan juga identifikasi seseorang pada kehidupannya.

Salah satu film Indonesia yang memiliki cerita menyentuh tersebut yaitu Film Salawaku yang diproduksi oleh Kamala Films. Tidak hanya alur cerita yang mengalir, tata artistik dan tata kamera pun menyajikan pesona kearifan lokal Indonesia yang begitu mendalam. Cerita mengikat dan memberi kesan yang kuat. Film ini juga cocok menjadi tontonan sekaligus tuntunan alternatif dalam memperingati Hari Perempuan Sedunia.

Adegan awal yang luar biasa dibuka dengan langit gelap menuju matahari terbit, tampak seorang perempuan dengan isak tangis tergesa-gesa berada di sampan kayu melakukan perjalanan seorang diri tanpa arah pasti. Lautan luas nan biru menjadi saksi perjuangannya seorang diri mengarungi bahtera kehidupan yang harus dilalui.

Salawaku (diperankan oleh Elko Kastanya) seorang pelajar sekolah dasar mulai merasa sepi dan sendiri. Sejak orangtuanya meninggal, Ia hanya memiliki kakak perempuan bernama Binaiya (diperankan oleh Raihaanun) yang tiba-tiba kabur dari pemukiman mereka. Salawaku pun melakukan perjalanan mencari kakak kesayangannya dengan menggunakan sampan milik pemuka adat.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, Ia bertemu Saras, (diperankan oleh Karina Salim). Saras sedang tersesat di salah satu pulau. Perjumpaan mereka yang tampak disengaja dan klise agak sedikit mengganggu. Namun, perjalanan mereka yang menjadi petualangan mencari kebahagiaan menjadi semakin seru.

Perbedaan bahasa yang digunakan antara bahasa daerah dan bahasa gaul menjadi daya tarik dialog selama perjalanan mereka dalam film ini. Penggunaan bahasa daerah ‘seng’ yang berarti tidak atau penggunaan istilah gaul ‘gokil’ dan ‘gagal paham’ membuat cerita ini tidak begitu kaku. Tidak hanya disuguhi panorama kekayaan alam Indonesia bagian timur, penonton dibawa lebih dekat mengenal karakter orang Maluku beretnis Ambon yang sering dijuluki Labu Jua Ada Hati, maksudnya “Sekeras-kerasnya watak orang Ambon, hati tetap lembut… .”

Perjalanan Salawaku dan Saras pun berlanjut menuju Piru, ibukota Seram Barat tempat Binaiya bekerja. Perjalanan ini dilengkapi bersama pacar dari Binaiya, bernama Kawanua (diperankan oleh Jflow Matulessy). Awalnya, Kawanua hanya khawatir terhadap Salawaku yang sudah dianggap adiknya sendiri. Setelah bertemu dengan Salawaku di tengah perjalanan, Ia pun berjanji akan mengantarkan Salawaku hingga akhir tujuan.

Di suatu persimpangan, Kawanua berubah pikiran untuk membawa Salawaku ke pemukiman asal. Namun, Salawaku merajuk. Mereka pun memutuskan untuk tetap menemukan Binaiya agar semua bisa terlihat bahagia.

Para pemain film bersama sutradara di sela waktu syuting (www.imagala.com/)
Para pemain film bersama sutradara di sela waktu syuting (www.imagala.com/)
Pemeranan dalam film ini tidak begitu banyak. Masing-masing karakter saling menguatkan satu sama lain sehingga membentuk benang merah film yang mudah dimengerti dan membuat penonton seolah menjawab teka-teki. Kecemasan yang dialami oleh masing-masing karakter menjadi kata kunci untuk menjawab kehidupan tentang kisah meninggalkan dan ditinggalkan.

Tiga dari empat sosok yang menguasai cerita memiliki penampilan fisik khas Indonesia Timur. Elko Kastanya, Raihaanun, dan Jflows Matulessy dengan rambut keritingnya mampu mewakili wajah-wajah keturunan Ambon. Naturalitas akting juga mengantarkan Elko Kastanya sebagai pemeran anak terbaik dalam Festival Film Indonesia 2016 dan Raihaanun sebagai pemeran pembantu wanita terbaik FFI 2016.

Bertolak belakang dari mereka, ada sosok Saras dengan karakter generasi milenial ibukota yang terkoneksi dengan smartphone berteknologi internet. Hanya saja, kontinuitas riasan wajahnya kurang diperhatikan sehingga tidak mendukungnya saat harus beradegan telah terdampar di pulau begitu lama dalam menyimpan segala problema.

Pesan yang terdapat dalam adegan-adegan film akan membekas dalam jiwa penonton. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis. Para penonton pasti akan terus mengingat pesan moral dalam film ini. Bagaimana nilai moral dan tanggung jawab menjadi urusan belakangan karena lebih takut dengan hukum adat. Apalagi hukum yang dihadapi dari orangtua kita sendiri yang pada realitanya juga merupakan sosok kepala suku atau orang yang dituakan.

Sebagai seorang lelaki, Kawanua mengalami pergulatan konflik batin karena mengabaikan sikap tanggung jawabnya. Kecemasan sikap timbul karena Ia sebagai seorang anak kepala adat harus menanggung malu pada harga diri orangtuanya yang memiliki jabatan pada adat istiadat. Bahkan, Ia pun belum siap untuk diusir dari kampungnya akibat ulahnya dengan Binaiya yang menyalahi norma adat istiadat.

Di lain sisi, Sosok Saras juga diceritakan lari dari kenyataan karena telah menggugurkan kandungannya sebagai akibat dari ulah kekasihnya yang juga tak mau bertanggung jawab. Semua beralasan belum siap menerima kenyataan, padahal mereka sendiri yang berbuat. Tak peduli reputasi dan citra diri, apapun tersaji dan akan terhakimi di kemudian hari.

Cinta itu Beban. Frase dalam film ini memang bicara tentang problema hamil di luar nikah yang menjadi tema menyentuh kalbu setiap penonton. Film ini mengemas tanpa harus mengungkap kesedihan yang berulang. Penyesalan pasti ada dan selalu datang belakangan. Semua masalah hadir bukan untuk dijadikan beban, melainkan dicari solusi kepastian.

Film ini memberi filosofi tentang perjalanan hidup. Aku pun terkesima dengan adegan flashback yang begitu sempurna dan beda dari film-film lainnya. Sutradara, Pritagita Arianegara menggarapnya dengan narasi dialog yang berisi.

Film yang diproduksi sejak tahun 2016 ini, tak menonjolkan adegan belas kasihan. Aku begitu menikmati film ini dari awal dengan interaksi yang menghasilkan relasi-relasi penuh makna tentang harga diri seorang lelaki dan perempuan dalam batas tanggung jawabnya masing-masing.

Kepulauan Seram yang berada di Maluku, bagian Indonesia timur tersajikan begitu menawan. Pesisir pantai, laut, dan diorama bawah laut tersaji begitu halus mengisi rangkaian gambar-gambar bergerak sepanjang film. Wajar saja jika Faozan Rizal mendapat piala citra untuk pengarah sinematografi terbaik tahun 2016 silam.

Untung saja film Salawaku yang meraih Piala Dewantara kategori Film Cerita Panjang Bioskop dalam Apresiasi Film Indonesia 2016 tidak ada iklan yang sering kali bermunculan dalam film dengan orientasi komersil. Namun, Film Salawaku mampu membuat promosi Indonesia secara cerdas karena tidak sedang berjualan produk. Bagiku, film Salawaku bercerita tentang mempromosikan Indonesia dengan segala isinya. Aku bisa mengatakan kepada kalian yang belum menonton 'Lihatlah film Salawaku yang diproduksi di Indonesia dan lihatlah apa makna yang terkandung didalamnya, lihatlah talenta apa yang dimiliki, dan lihatlah bagaimana Indonesia memiliki potensi pariwisata yang hebat'. Aku bangga menonton film ini*

Undangan NoBar KOMIK (Kompasianer Only Movie EnthusIast Klub) saat Gala Premiere di Cinema XXI Plaza Indonesia
Undangan NoBar KOMIK (Kompasianer Only Movie EnthusIast Klub) saat Gala Premiere di Cinema XXI Plaza Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun