Tak bisa dipungkiri, minat masyarakat untuk mengakses informasi semakin besar di era digital. Membaca dan menulis dalam genggaman smartphone seolah menjadi gaya hidup bahkan passion generasi kekinian. Dunia literasi kian menantang. Tak harus menjadi penulis profesional, siapapun bisa menuangkan pikiran atau gagasan lewat tulisan. Apalagi telah banyak wadah yang bisa menampung kreativitas para penulis. Aku pun coba menulis di delapan platform online untuk mengasah jiwa kritis ku memandang sesuatu.
Dunia digital yang terus dipenuhi platform berbasis blog atau media online menambah persaingan sengit untuk merebut pasar industri kreatif. Kompetisi akan semakin terbuka bagi siapa saja yang ingin terus berkarya. Fenomena tersebut disikapi oleh platform Kompasiana dengan meluncurkan peluru jitu melalui modifikasi tagline dan logo baru di awal tahun 2017 sebagai resolusi ke depan.
Tagline telah dipublikasikan sejak awal bulan Januari tahun 2017. “Sharing Connecting”pun berganti dengan frase “Beyond Blogging”. Setelah di awal pembentukan Kompasiana mengusung tagline “Journalist Blog” pada tahun 2008 karena memang Kompasiana dahulu diperuntukkan hanya untuk kalangan internal karyawan Kompas Gramedia saja.
Tagline terbaru dibuat untuk menegaskan kembali eksistensi Kompasiana sebagai platform yang mengakomodir opini atau laporan warga. “Beyond Blogging” muncul sebagai representasi kontribusi Kompasiana sebagai platform blogger dengan berbagai latar belakang pendidikan, letak geografis, usia, dan minat yang berbeda untuk saling berinteraksi dalam berbagi konten beragam. Slogan ini juga seolah memberi makna bahwa di Kompasiana para blogger memiliki semangat "lebih dari sekedar ngeblog".
Logo baru Kompasiana tidak begitu banyak berubah dari logo sebelumnya. Hanya dimodifikasi saja dari huruf O yang ada dengan pergantian jenis font. Tampilan warna tulisan juga menjadi warna putih dari sebelumnya yang berwarna biru untuk memberi nuansa lebih segar. Logo pun terkesan tampil dengan dinamis. Meskipun penampilan logo terkini harus menghilangkan Kriko yang telah dikenal sebagai maskot Kompasiana.
******
Seperti yang kita ketahui, Kompasiana merupakan salah satu platform yang memungkinkan Kompasianer (sebutan bagi para kontributor) untuk berbagi informasi tanpa harus menjadi profesi wartawan. Istilah terkini dari profesi tersebut dikenal dengan citizen reporter. Eksistensi Kompasiana sebagai salah satu platform blog pun sudah tidak asing lagi di telinga blogger dan netizen Indonesia. Bahkan, seorang blogger pernah berkata kepadaku “setiap blogger pasti memiliki akun di Kompasiana”. Terlepas dari mereka aktif atau tidak sebagai pengguna karena masih banyak Kompasianer yangmenganggap bahwa platform ini belum bisa menjadi rumahnya sendiri untuk aktualisasi diri melalui konten. Tidak hanya itu, platform ini juga harus tetap mempertahankan eksistensi setelah ditinggal oleh Kang Pepih Nugraha sebagai inisiator penggerak Kompasiana selama 8 tahun.
Melihat jangkauan pembaca, Kompasiana sudah memiliki sekitar 300.000 pengguna. Mereka membuat akun dengan tujuan masing-masing. Ada yang ingin berkarya dengan tulisan agar bisa dinikmati semua kalangan, menciptakan personal branding, memanfaatkan waktu luang dan sebagainya. Pengguna berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga membentuk komunitas-komunitas sesuai domisili mereka. Meskipun, komunitas Kompasianer Jakarta sendiri tidak terakomodir.
Beragam komunitas berdasarkan minat menulis terhadap suatu topik juga telah lahir dengan anggota para blogger dari berbagai latar belakang usia, pekerjaan, dan asal tempat tinggal. Melalui komunitas, Para blogger lokal dari Indonesia sering berinteraksi dengan para blogger yang bermukim di luar negeri. Bahkan dari kegiatan nge-blog di Kompasiana hadir berbagai kisah, baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Ada yang berjodoh dengan sesama blogger, bermusuhan gara-gara postingan, menghadap kepolisian karena ada tulisan yang memprovokasi, dan ada juga yang membuat usaha dengan sesama rekan Kompasianer.
Semua rekam jejak perjalanan kompasiana pun mulai ditransformasikan. Identitas terbaru dari Kompasiana resmi diwujudkan pada Kamis, 23 Februari 2017 di Ruang Ruby Lantai 7, Gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat, Jakarta. Logo dan slogan dibuat dengan maksud penyegaran seperti yang dikatakan Direktur Kompas Gramedia Group of Digital Andy Budiman dalam acara tersebut.
Dengan logo baru Kompasiana dan tagline beyond blogging, platform ini pun berusaha mempertahankan wadah hybrid yang akurat. Chief Operating Officer Kompasiana, Mas Iskandar Zulkarnaen mengatakan ada 3 kekuatan utama platform Kompasiana yang akan semakin diperketat:
1. Blog
Kompasiana akan menampung ide dan berita yang disampaikan sehingga bisa dikelompokan dalam beragam kategori informasi. Sebagai platform blog, Kompasianer bisa memberi informasi dari beragam aspek sesuai kategori yang tersedia seperti fiksi, ekonomi, gaya hidup, politik, humaniora, hiburan, kesehatan, teknologi, wisata, dan sebagainya. Pengelolaan blog di Kompasiana dilakukan secara simultan. Kondisi ini untuk menepis keberpihakkan admin yang kadang lalai dalam mengkategorikan tulisan berkualitas atau tulisan provokasi dengan bahasa seadanya.
Kompasianer yang hadir dalam acara ini juga sempat mengajukan penambahan kategori konten bahasa Inggris untuk mengukuhkan eksistensi Kompasiana sebagai platform blog terbesar se-Asia Tenggara. Hanya saja ini membutuhkan peninjauan kembali untuk memenuhi mimpi tersebut.
2. Good (Content Management)
Kompasiana akan mengakomodir kreativitas Kompasianer untuk mengirimkan materi dalam beragam format, misalnya tulisan, foto, atau bahkan video. Tulisan yang panjang dan berkesan akan semakin banyak. Foto-foto juga harus dibuat semakin bermakna. Lalu, bisa ditambahkan juga video yang bercerita. Konten yang akan dibuat lebih terarah karena dipandu langsung dari hasil kerjasama dengan pihak ketiga atau sponsor.
Karya-karya tersebut akan bertebaran di Kompasiana dan menjadi keunggulan dibanding platform lain. Pembayaran bisa saja dilakukan oleh pihak ketiga untuk pembelian karya tanpa hak cipta. Penentuan akan dihitung sesuai viewers yan gtercatat pada google analytics system.
3. Big Data (Articles)
Kompasiana akan terus menjadi saluran kreasi bagi semua Kompasianer untuk menyalurkan hasil karya tulisan yang berkualitas. Kolaborasi pengelompokkan tulisan juga akan disusun agar memberi manfaat secara optimal bagi pembaca. Setiap artikel yang dibuat Kompasianer akan langsung ditayangkan, namun Kompasiana tetap akan melakukan moderasi isi konten untuk memastikan tidak ada yang melanggar syarat dan ketentuan yang berlaku.
Semua Kompasianer harus menjadi saksi pengembangan program kerja dari Kompasiana yang katanya akan mengikuti perkembangan media sosial populer. Banyak keuntungan lain yang akan ditawarkan kepada kompasianer sebagai daya tarik platform ini. Content, group page, dan point system juga akan dikembangkan oleh kompasiana agar para kompasianer bisa mendapat reward lebih banyak dalam setiap karya yang diproduksi. Bagiku, program kerja terbaru yang telah disusun Kompasiana masih sama dengan platform-platform lainnya. Semoga saja semua pembenahan yang dilakukan tak hanya sebatas wacana, bisa tercipta realisasinya.
- Content Affiliation akan menjadi target penambahan konten dengan memanfaatkan kuantitas yang diiringi dengan kualitas karya agar tetap terjaga eksistensi Kompasiana. Program ini akan diawali dengan proses brainstorming kepada Kompasianer terverifikasi untuk menentukan partisipasi mereka mengikuti atau menolak penawaran konten tersebut.
- Group Page akan dikelola tersendiri pada laman Kompasiana nanti. Pengurus grup (admin) yang ditunjuk akan memilih tulisan-tulisan yang menjadi headline, artikel pilihan, atau artikel biasa saja.
- Point system akan menjadi bentuk apresiasi konkret terhadap para Kompasianer yang aktif. Aku berharap point ini mutlak diberikan dengan kriteria yang sesuai. Penilaian dalam setiap kompetisi yang dibuat oleh Kompasiana pun bisa menerapkan sistem yang kredibel. Semoga point system juga akan menghapus anggapan Kompasianer yang menyatakan bahwa admin ‘pilih kasih’ karena pemenang kompetisi hanya itu-itu saja.
*****
Identitas dan produk terbaru dari Kompasiana memberi harapan baru kepadaku. Sebagai kompasianer, aku berharap agar interaktifitas Kompasianer di jagat maya (kegiatan online) dan dunia nyata (kegiatan offline) bisa seimbang. Semua kegiatan bisa rutin dilaksanakan. Para Kompasianer pun harus semakin terlibat aktif berbagi cerita, komentar, dan pengalamannya masing-masing.
Aku juga berharap Kompasiana bisa membuat asosiasi bagi para Kompasianer untuk melindungi konten mereka dari budaya copy paste. Asosiasi ini juga harus diiringi dengan gerakan untuk menyebarkan informasi-informasi yang memberi kabar kebenaran bukan kebohongan. Semua kompasianer harus tampil produktif dan cerdas dalam memproduksi konten.
Strategi taktis yang dilakukan oleh Kompasiana untuk bersaing dengan platform lain memang sudah terlihat. Kompasiana semakin hadir sebagai platform blog bukan media mainstream karena Kompas Gramedia sudah memiliki Kompas.com yang dinaungi oleh Mas Wisnu Nugroho yang juga tampak hadir saat acara peluncuran identitas tersebut.
Tantangan ini akan membuat Kompasiana dengan identitas terbaru harus membuktikan kepada Kompasianer bahwa kita berada di platform ini "lebih dari sekedar ngeblog”. Semoga semua harapan baru itu terkabul agar Kompasiana bisa sportif dan kompetitif sehingga tidak kalah bersaing dengan platform lain yang berlomba menjadi sumber informasi terkini di era digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H