Sering orang mengatakan bahwa tahun 2017 ini kita telah memasuki sebuah era yang dinamakan cyber space. Di mana antara batas negara dan batas geografis bukan menjadi suatu masalah lagi. Kita dapat terhubung dengan berbagai orang dari belahan bumi lain kapan saja dalam waktu yang diistilahkan sebagai “real time”. Semua ini dapat berlangsung sejak komputer dan internet diperkenalkan menjadi perangkat teknologi digital. Interaksi ini kemudian dikenal oleh para ahli media sebagai media baru.
The culture industry fuses the old and familiar into a new quality. In all its branches, the products which are tailored for consumption by masses, and which to a great extent determine the nature of that consumption, are manufactured more or less according to plan.”
Konsep budaya pada kerangka teoritik Cultural Studies, Raymond Williams berpendapat kata budaya digunakan dalam dua pengertian. Pertama, sebagai keseluruhan cara hidup. Kedua, untuk menunjuk pada kesenian dan pembelajaran. Oleh karena itu, budaya virtual yang diejawantahkan lewat komunitas maya diciptakan dari praktik keseharian (saling berkomunikasi) antara para pengguna komputer dengan menggunakan teknologi dengan platform internet. Walaupun begitu, internet yang populer di kalangan awam sejak muncul HTTP sebagai landasan website, baru sekedar untuk mencari berita atau komunikasi melalui e-mail. Setelah itu, komunitas maya yang terdiri dari pengguna ‘ordinary people’ juga mulai terbentuk sebagai konsumsi budaya virtual di abad 21.