Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Journey to Andalusia; Perjalanan Spiritual Wartawati Kompas Gramedia

22 Februari 2017   00:13 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:23 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama perjalanan, Uttiek berhasil meluruskan sejarah Islam. Tak hanya mengungkap peninggalan Islam di masanya, Ia coba terus menggali dan mengungkap kebenaran bahwa Andalusia menyimpan begitu banyak warisan. Jiwa Uttiek sebagai jurnalis yang kritis ditunjukkan saat seorang local guide memberi informasi sejarah yang salah.

“Ah, hati kembali perih, mengingat Andalusia adalah sejarah yang dibajak dan ditulis semaunya oleh mereka.”

Di sisi lain, Uttiek pun bisa mengenal kembali jejak-jejak tokoh seperti Musa bin Nushair, Thariq Ibn Ziyad, Tharif bin Malik, Abdurrahman 1, Ibn Rusyd (Averroes), Ibnu Bathuthah, dan Fatimah Al Fihri. Ia juga mengungkap warisan-warisan Andalusia untuk dunia yang dipelopori oleh kaum muslim di bidang kedokteran, alat musik, kosmetik, arsitektur, kuliner, farmasi, geografi, astronomi, penerjemah, dan perpustakaan.

Laa haula wa laa quwwata illa billaah: tiada daya upaya kecuali dengan pertolongan Allah.

“Hati berdesir, kalimat dzikir yang saya puja itu tertatah dengan indah di setiap sudut, pilar, dan dinding pualam yang mengelilingi seluruh istana. Serupa dengan bordiran halus pada sehelai kain sutra. Subhanallah, bagaimana tangan-tangan terampil itu mengerjakannya, tujuh ratus tujuh puluh tahun yang lalu?”. (Halaman 80).

Aku begitu takjub menikmati buku bacaan yang menceritakan wisata edukasi ini. Padahal mempelajari sejarah Islam ratusan tahun silam jarang terlintas dalam benakku. Aku menjadi semakin penasaran melihat telusur jejak-jejak sejarah Islam yang pernah menjadi bagian dari tiga daulah besar perjuangan itu.

Dari awal melihat cover design yang dibuat seperti kartun dengan dominasi warna merah dan biru, aku mulai tertarik membacanya. Hobi membaca ku tersalurkan dengan buku ini yang memang memiliki segmentasi bagi generasi milenial untuk belajar kembali sejarah yang lebih islami.

Sejak halaman prolog ku baca, aku sudah terkesima dengan pemilihan kata yang sederhana namun penuh makna. Penulis berhasil mengajakku untuk membaca halaman demi halaman yang membawaku pada perjalanan spiritual. Aku pun terpikat dengan gaya penulisan buku ini yang begitu tegas. Terkesan tak menggurui karena daftar pustaka yang tersusun pun sudah sangat lengkap.

Representasi karakter penulis terbentuk dengan hebat. Potret keseharian dituturkan apa adanya. Pribadi penulis yang tegas mewakili tutur bahasa nan lugas. Tak ada kesulitan untuk merasakan bahwa aku benar-benar berada di Andalusia. Untungnya, suka duka selama perjalanan dicatat menjadi sebuah pelajaran berharga.

Semakin lama membaca, aku semakin tertantang melihat kisah sejarah apalagi yang berada di Andalusia. Jujur, aku cukup terkejut ketika mengetahui nama kota Madrid berasal dari bahasa Arab “Al Majrit”. Al Majrit berarti tempat air mengalir dari sumbernya.

Aku pun dibuat bertanya-tanya bagaimana caranya bisa pergi ke Andalusia. Apa saja persiapan dan kebutuhannya. Berapa nominal yang harus terbayarkan untuk merasakan sensasi wisata religi semacam ini. Dan aku mendapatkan itu semua dengan tips perjalanan ke Eropa di akhir tulisan buku ini.

"Jika Allah mengizinkan, ia ingin melakukan hal yang sama: menyusuri setiap sudut bumi Allah dan membuat catatan perjalanan yang akan dibagikan pada siapa saja yang belum berkesempatan melihatnya.” (Halaman 188)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun