Terakhir, Agus Harimurthi Yudhoyono naik ke atas panggung dan memaparkan program kerja yang begitu banyak dengan bantuan slideshow yang sudah dipersiapkan. Agus akan mendukung sepenuhnya komunitas-komunitas kreatif yang tumbuh di Jakarta, terutama berbasis sosial agar ibukota menjadi pusat kota sosial dengan gerakan atau aksi berbasis kemanusiaan. Agus melakukan apresiasi ini karena baginya, Pemerintah bisa memberi insentif untuk aktivitas sosial yang membantu sesama. Komunitas-komunitas sosial yang tumbuh telah membantu Pemerintah dalam meringankan penderitaan sesama yang tertimpa musibah.
Agus juga sempat menjawab pertanyaan dari Prilly Latucosina tentang bagaimana mengatasi penggunaan sosial media yang dimanfaatkan untuk menyebarkan berita kebohongan (hoax). Agus menekankan bahwa sosial media tidak bisa dicegah penggunaannya. Sebagai pengguna, kita harus menggunakannya untuk hal-hal positif dan konstruktif. Sosial media harus dimanfaatkan anak muda Jakarta dan segala profesi untuk mengembangkan kreasi-kreasi yang ada.
Jika terpilih menjadi Gubernur DKI, Ia berjanji akan mendukung para pekerja seni untuk bisa terus berkarya. Dengan sosial media, seharusnya para pekerja seni bisa menghasilkan karyanya dengan cost yang bisa diminimalisir. Pemerintah DKI pun mendukung penggunaan platform sosial media apapun untuk kreasi anak-anak Jakarta. Jangan sampai, kita menggunakan sosial media diluar konteks dan merugikan salah satu pihak yang mengundang perpecahan.
Agus mengatakan Jakarta sebagai ibukota RI memiliki kepentingan besar dalam perfilman. Ia menekankan pentingnya berpihak pada film nasional, yang kini masih kalah dengan penetrasi Hollywood, Bollywood, dan Korea. Dengan ada keberpihakan pemerintah pada dunia perfilman, diharapkan industri film akan tumbuh subur. Perfilman dinilai Agus dapat menghidupkan wisata domestik dan mancanegara. Karena itu harus didukung oleh pemerintah.
Agus akan  revitalisasi Taman Ismail Marzuki sebagai lokasi yang dibuka dan disiapkan khusus untuk memutar film nasional. Pendanaan festival film juga akan dilakukan PemProv DKI jika Ia terpilih agar nasib festival film di Jakarta yang kadang muncul kadang hilang bisa tetap ada.
Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) Fauzan Zidni sempat mengeluh kepada Agus soal Jakarta yang tak ramah lokasi shooting. Kata Fauzan, meski kedai kopi Filosofi Kopi sudah dimiliki secara pribadi, shooting di depan Filosofi Kopi membutuhkan hingga Rp 20 juta per hari lantaran ada dua organisasi massa yang mengatasnamakan agama dan suku tertentu. Jika tak memberi uang ke ormas itu, shooting akan diganggu hingga dibubarkan. Agus pun berjanji akan meninjau keamanan di lokasi syuting karena prioritas kerjanya adalah memastikan tidak ada pungutan liar oleh ormas atau pihak mana pun jika terpilih sebagai Gubernur DKI.
Salah satu produser juga berharap peraturan yang membebaskan biaya sewa lokasi syuting di Jakarta agar lebih bersahabat dengan anggaran produksi. Kegiatan kesenian dan hiburan juga harus bebas dari pungutan liar para pemilik tempat. Mereka juga berharap agar sering digelar Pesta Perfilman Nasional di Jakarta semacam JiFest.