Problematika sosial semacam ini harus segera dituntaskan. Kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab individu semata atau lembaga kepolisian yang berwenang. Ini sudah menjadi masalah nasional bahkan masalah global. Edukasi untuk menjadi aksi mengatasi masalah ini harus didukung berbagai pihak. Tantangan demi tantangan harus dihadapi bersama. Jangan biarkan ada dendam diantara pelaku dan korban. Sebisa mungkin titik temu menjadi fase akhir untuk saling melindungi.
Perubahan pola pikir yang menghalangi ruang gerak juga harus diupayakan. Sudah selayaknya perempuan tidak boleh bersikap lemah. Perasaan yang selalu dijadikan landasan pemikiran pun harus segera mereka abaikan. Ada baiknya, perempuan juga mulai berpikir dengan menggunakan logika untuk menuntaskan tindakan yang tidak sesuai norma. Kaum pria juga sudah sewajarnya berfungsi menjadi pelindung dalam setiap kesempatan.
Mulai dari sekarang, kita tumbuhkan lagi sikap saling menghargai antar sesama secara berkesinambungan. Buka mata, buka pikiran, dan buka hati untuk saling berefleksi agar dapat mengerti satu sama lain. Butuh pendekatan inovatif dan inklusif untuk membentuk rasa kepedulian kita terhadap penderitaan disekitar. Kemerdekaan sudah didapat, jangan sampai masih ada perempuan dan anak-anak yang ditindas.
In each my opinion, lies a profound meaning and message of challenge and hope*
URL Akun Twitter : https://twitter.com/me_idy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H