Malang, 13 Juni 2024 - Nabilla Hesdi Nurdin, mahasiswa D4 Teknik Rekayasa Sistem Elektronika (TRSE), Fakultas Vokasi, menciptakan inovasi prototipe mesin penetas telur ayam yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT). Proyek ini dilakukan dengan membandingkan akurasi dua sensor suhu digital, DHT22 dan DS18B20, demi mencapai hasil optimal dalam inkubasi telur ayam.
Dalam penelitian ini, Nabilla mengadopsi metode komparatif kuantitatif. Tahapan penelitian terbagi menjadi studi literatur, desain perangkat keras dan perangkat lunak, uji coba, serta penyimpulan data. Hasil akhir menunjukkan bahwa sensor DHT22 memiliki galat relatif rata-rata sebesar 0.61%, sedangkan DS18B20 memiliki galat 1.71%. Keakuratan sensor DHT22 yang lebih tinggi menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk inkubator, sehingga menjamin kondisi suhu yang optimal bagi perkembangan embrio dalam telur.
Proyek ini tidak hanya berkontribusi pada kemajuan teknologi lokal di bidang peternakan, tetapi juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur. Dengan dukungan dana mandiri dan fasilitas laboratorium Fakultas Vokasi, Nabilla juga menggandeng mitra petani lokal untuk memastikan kebutuhan lapangan terpenuhi.
Bimbingan dari dosen Ahmad Hamdan, S.Pd., M.Pd., turut berperan dalam keberhasilan inovasi ini yang diharapkan dapat diterapkan lebih luas dalam industri peternakan unggas di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H