Mohon tunggu...
Achmad Habibullah
Achmad Habibullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Memeiliki ketertarikan dibidang bahasa asing. Terutama Korea

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI 2022: SDN Pakar 1 Perwujudan Sekolah Bersih dan Sehat

19 Agustus 2022   22:11 Diperbarui: 19 Agustus 2022   22:12 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

S

dokpri 
dokpri 
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu ajang kesempatan mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi secara langsung kepada masyarakat. Pada tahun ini, UPI menyelenggarakan program Kuliah Kerja Nyata berbasis SDG's desa dan rekognisi program MBKM (MBKM) - (Puspresnas). SDG's desa terdiri dari 18 pokok program yang merujuk pada kearifan lokal, salah satunya adalah Sehat dan Sejahtera. Program ini bertujuan untuk melakukan kontribusi dalam program formal dan non formal dalam mewujudkan Desa Sehat dan Sejahtera. Sekolah dasar merupakan bagian penting dari sistem pendidikan di desa, oleh karena itu penulis (Achmad Habibullah) dan rekan penulis (Leni Nuraeni) memilih sekolah dasar  sebagai dasar fondasi penggerak mewujudkan Desa Sehat dan Sejahtera, kami percaya bahwa melakukan perubahan yang kecil kepada generasi muda akan berdampak besar di masa depan. 

Program KKN yang dilaksanakan di SDN Pakar 1 bersinergi dengan tema kesehatan dan kesejahteraan melalui implementasi mata pelajaran PJOK. Diantaranya olahraga teratur, makanan sehat, kebersihan lingkungan, dan pertolongan pertama lewat P3K. Selain itu adapun pendukung kesejahteraan dalam meningkatkan taraf hidup dengan mengenalkan dan mempelajari bahasa asing sebagai bekal komunikasi dengan dunia internasional. 

Olahraga teratur dilaksanakan dengan implementasi mata pelajaran PJOK bersama guru olahraga (Bu Yani), kegiatan ini berlangsung di kelas satu, dua, dan empat. Kelas satu dan dua dengan materi ketangkasan yang didasari kebersamaan lewat gerakan melompat,, dan bergandengan bersama. Sementara kelas 4 senam irama dan gerakan lokomotor. Makanan sehat diimplementasikan lewat bekal makan siang saat istirahat setelah berolahraga, bekal makanan sehat selain mendukung pertumbuhan yang optimal tetapi juga menghindarkan dari siswa - siswi tersebut agar tidak jajan sembarangan dan memimalisir produksi sampah di sekolah. Kebersihan lingkungan diimplementasikan lewat piket kelas dimana kelas adalah bagian lingkungan kecil sekolah. Menjaga kelas tetap bersih membuat siswa - siswi berkonsentrasi belajar karena terhindar dari gigitan nyamuk, bau tak sedap, dan debu yang berterbangan. Melalui kotak P3K sebagai program antisipasi cidera saar berolahraga dan penanganan pertama pada gelaja penyakit yang biasa ditemukan di sekolah seperti pusing, sakit perut, dan sakit gigi. Kotak P3K berisi minimal Antiseptik, obat merah, kasa steril, kapas, dan paracetamol. 

Sementara itu program kesejahteraan diimplementasikan lewat mempelajari bahasa asing dan daerah. Bahasa asing yang dipelajari adalah bahasa Korea. Saat ini Korea dinilai negara maju di Asia yang dapat dijadikan sebagai contoh oleh negara kita agar dapat lebih maju lagi baik secara ekonomi, pendidikan, maupun sumber dayanya. Mempelajari bahasa asing penting sebagai bekal generasi muda bersaing dengan orang asing untuk bersinar di dunia internasional. Sementara mempalajari bahasa daerah adalah cerminan melestarikan dan bangga terhadap budaya sendiri. Bahasa daerah yang dipelajari adalah bahasa Sunda. 

Melalui program kkn ini walaupun aksi penulis dan rekan tergolong sederhana dan kecil tetapi memiliki dampak yang cukup besar, seperti kini siswa - siswi SDN Pakar 1 dapat menyapa dan  menggunakan bahasa Korea dan tau kosa kata - kosa kata dalam bahasa Korea. Dalam bahasa Sunda pun siswa - siswi terhibur dengan kegiatan membuat poster dan pupuh. Selain itu bekal makanan dari rumah setiap hari disekolah efektif menghindari siswa dari jajan sembarangan dan menurunkan produksi sampah sekolah, karena bekal maupun sisa dari bungkus makanan akan dibawa pulang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun