Mohon tunggu...
achmad gilang romadhon
achmad gilang romadhon Mohon Tunggu... Seniman - Kriyawan

SUKA MANCING

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Siger Melayang, Sebuah Inovasi Kriya

23 September 2022   14:27 Diperbarui: 23 September 2022   15:13 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berkarya seni setiap orang akan menggunakan latar belakang tertentu untuk melandasi penciptaannya. Latar belakang itu berbeda-beda sesuai dengan pengalaman estetik individu yang merupakan keindahan tersendiri yang pernah terjadi dalam hidupnya. Bagi seniman, pengalaman tersebut diubah menjadi sebuah ide yang merupakan salah satu gagasan pokok yang datang dari luar maupun dalam diri seniman itu sendiri. Ini merupakan hasil integrasi dan proses imajinasi seniman, yang ingin menggungkapkan isi hati dan pengalaman estetis melalui lambang-lambang. Diantaranya lambang visual, (gambar dan patung), lambang auditif (melalui pendengaran: bahasa dan musik), lambang jasmani (senitari dan sikap badan).

Berawal dari senangnya penulis menonton film yang bergenre penjelajahan luar angkasa, yang dimana ada adegan yang menampilkan benda atau mahluk hidup jika berada di luar angkasa pasti akan melayang, hal itu disebabkan tidak adanya gaya Tarik gravitasi. Hal ini lah yang menginspirasi penulis untuk menciptakan karya seni kriya yang bisa melayang.

banyaknya karya-karya kriya dari dulu hingga sekarang, yang teknik penciptaan nya belum banyak mengalami kebaruan, terutama yang dikolaborasikan dengan  teknologi terbaru. sehingga karya yang akan diciptakan oleh seniman adalah karya seni kriya kayu berbentuk menara siger Lampung yang dibuat melayang menggunakan teknik levitasi magnetic. Teknik ini jika dipadukan dengan karya kriya dapat menjadi kebaharuan dalam dunia kriya. alasan penulis tertarik mengangkat siger Lampung karena, daerah kelahiran penulis yang berasal dari daerah Lampung, dan ingin memperkenalkan budaya dan tradisi tempat kelahiran penulis.

Kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari kemajuan zaman yang telah memberikan ruang kebutuhan teknologi dan informasi. Kemajuan zaman akan terus berlanjut, sehingga kebutuhan produk fungsi berbasis teknologi juga bertambah. Produk berbasis teknologi yang dihasilkan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan menunjang aktivitas manusia. Sektor industri dan transportasi telah menerapkan aplikasi levitasi magnetik. Meskipun masih banyak penelitian levitasi magnetik di beberapa negara, namun Jepang merupakan negara yang telah sukses menerapkannya dalam industri kereta api cepat.

Berkesenian merupakan salah satu ekspresi proses kebudayaan manusia. Imajinasi artistik yang ada pada diri seorang seniman muncul atau timbul setelah menangkap, melihat, memiliki dan menghayati serta merasakan pengalaman yang dialaminya. Kemudian hal tersebut dituangkan dalam bentuk karya seni seperti yang penulis angkat dalam penciptaan karya seni yang bertema penciptaan menara Siger Lampung dengan teknik levitasi. Penciptaan karya dengan Teknik levitasi merupakan hal baru dalam dunia kriya, karna karya yang dibuat display secara melayang menggunakan teknik levitasi magnetik. Dan lagi penulis mengangkat dua hal yang bersebrangan yaitu kombinasi antara tradisional dan moderen.

Siger merupakan ikon khas Lampung yang harus tetap kita jaga kelestarianya sehingga tidak hilang oleh perkembangan zaman, oleh karena itu seluruh kalangan masyarakat khususnya daerah Lampung, jangan sampai meninggalkan kebudayaan dan tradisi di daerah Lampung.

Alat levitasi yang penulis buat masih memiliki keterbatasan dalam jarak pelayangannya hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis untuk mendapatkan material magnet yang lebih besar. Kedepannya penulis akan terus meneliti dan mengembangkan teknik levitasi ini dengan cara menggunakan magnet buatan, yang menggunakan lilitan tembaga. sehingga jarak pelayangan yang dibuat dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun