Mohon tunggu...
Achmad Furqon Rachmadie
Achmad Furqon Rachmadie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Informatika

Mendalami bidang software development

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Model-Driven Development: Mengapa Pragmatisme Lebih Penting dari Teori

5 September 2024   21:55 Diperbarui: 14 September 2024   18:13 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, artikel ini menggarisbawahi bahwa keberhasilan penerapan MDD sangat bergantung pada keseimbangan antara teori dan praktik. Meskipun MDD menawarkan banyak potensi keuntungan, hanya dengan pendekatan pragmatis dan adaptiflah organisasi dapat sepenuhnya mewujudkan manfaat dari metode ini.

Dari analisis yang telah dilakukan, jelas bahwa Model-Driven Development (MDD) merupakan pendekatan yang menjanjikan dalam pengembangan perangkat lunak, tetapi implementasinya memerlukan kehati-hatian dan penyesuaian sesuai dengan konteks praktis. B. Selic dalam artikelnya menekankan pentingnya pendekatan pragmatis, yang tidak hanya berfokus pada keunggulan teoretis, tetapi juga pada realitas tantangan yang dihadapi di lapangan. 

Data yang mendukung, seperti hasil survei yang menunjukkan tingkat kegagalan proyek sebesar 40% dan angka keberhasilan 2,5 kali lipat lebih tinggi untuk pendekatan yang lebih fleksibel, semakin memperkuat argumen bahwa pragmatisme adalah kunci keberhasilan dalam penerapan MDD.

Di masa depan, organisasi yang ingin mengadopsi MDD harus mempertimbangkan pelatihan dan pengembangan keterampilan yang memadai, serta mengembangkan model yang benar-benar sesuai dengan domain spesifik mereka. Tanpa ini, potensi penuh MDD tidak akan bisa terealisasi secara maksimal. Dalam konteks yang lebih luas, keberhasilan MDD di dunia nyata akan sangat bergantung pada kemampuan organisasi untuk mengintegrasikan pendekatan ini dengan metode pengembangan lain yang sudah ada, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama proses pengembangan.

Referensi

  • Selic, B. (2003). The pragmatics of model-driven development. Information Systems, 20(5). https://doi.org/10.1109/MS.2003.1231146
  • Standish Group. (2021). CHAOS Report: Decision Latency Theory: It Is All About the Interval. Standish Group.
  • Capgemini. (2022). World Quality Report 2022-2023.
  • Gartner. (2022). IT Key Metrics Data 2022: Executive Summary.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun