Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu.
Kunci kebahagiaan katanya Imam Al-Ghazali yaitu kenali dirimu. Kalo kamu sendiri gak paham siapa kamu, apa mau mu? Kamu gak akan bisa bahagia. Sebenarnya itu teori paling gampang. Kalo kamu sendiri gak mengenali selera makan mu, ya kamu nggak akan bisa membahagiakan dirimu.Â
Cara paling gampang untuk bahagia itu membaca dirimu sendiri dulu. Kata Imam Al-Ghazali di bagian awal Kimiya as-Sa'adah: "Ia yang mengenal dirinya, ia yang akan merasakan kebahagiaan sejati." Mungkin selama ini kamu gak bahagia karena gak kenal dirimu.Â
Misal kamu suka baju-baju tipis, tapi karena kamu nggak kenal dirimu, kamu lihat orang-orang lain pakai baju tebal, baju jubah kamu anggap itu yang enak, kamu tiru, ya gak enak jadinya. Kamu gak nemu kebahagiaan disitu. Jadi kenali dirimu dulu deh.
Lalu kenapa kok kita gak kenal diri? Biasanya ketutup oleh hasrat, oleh hawa nafsu, oleh karakter binatang, menaklukan orang lain, jadi idola, macem-macem. Itulah yang bikin kita gak kenal.Â
Padahal kamu seleranya cuma nasi kucing, tapi karena ingin dianggap keren kamu pilih restoran-restoran mahal, yang ada sushi, steak dan lain sebagainya.Â
Padahal kamu lihat makan itu rasanya mau muntah, "Ini makanan opo?". Tapi biar dianggap keren, terpaksa sambil nutup hidung dimakan. Gak enak, karena kamu gak kenal dirimu sendiri. Ketutup hasratmu untuk dianggap anak gaul (red: mencari pengakuan/validasi).Â
Contoh lainnya kaya kamu pakai celana jeans. Sebenernya pakai jeans itu kamu tersiksa luar biasa, 'gerah gak karuan', "Tapi kalau gak pakai jeans gak keren" padahal yang paling keren menurut saya kan pakai sarung. Longgar, semriwing, lah iya kan? Makainya juga simpel, kapanpun dibutuhkan bisa dibuka. Bayangkan kamu pakai jeans, ke kamar mandi aja sumpek, susah. Coba pakai sarung, tinggal di angkat, "Wes ewes ewes" lah iya kan? Itu kecendrungan jiwamu, gak bisa dibohongi. Jadi, kenali dirimu.
Terus, dan jangan salah katanya Imam Al-Ghazali, mengenal diri itu manfaatnya ada dua, begitu kamu jernih membaca dirimu semakin ke dalam, semakin ke hakikat sebenarnya siapa itu manusia, justru di paling dasar kamu akan ketemu gambarnya Tuhan. Ya kan, karena Allah memang yang membedakan manusia dengan yang bukan manusia kan "Wan nafakhtu fihii min ruuhi" dalam diri kita ditiupkan ruh dari Allah, dan itu citranya, gambarnya ruh dalam diri kita itu gambarnya Allah. Jadi begitu kamu kenal diri kamu yang sejati hakikatnya kamu kenal Allah.
Jangan dibayangkan, kalau mau lakukan. Bersihkan dirimu sebersih-bersihnya, singkirkan dari debu-debunya. Ghazali kan yang terkenal bikin analogi cermin, semakin nafsu menguasaimu semakin gelap cerminmu. Kaya kamu maksiat, sekali ada titik hitam satu, semakin banyak maksiat, titik hitamnya semakin banyak.Â
Sehingga kamu gak bisa lihat kedalam dirimu, akhirnya kamu tertipu oleh titik-titik hitam itu. Kamu anggep yang penting itu yang titik-titik hitam itu. Padahal kalo kamu bisa bersihkan itu, kamu sisihkan itu semua, kamu akan melihat bahwa sebenarnya itulah hakikat dirimu dan sekaligus itulah Tuhanmu.
Jadi kunci bahagia pertama, kenali dirimu. Saya gak tau pernah gak teman-teman sekali-kali mikir tentang dirimu sendiri, mungkin paling enggak kalo ada waktu ya bikin semacam muhasabah, semacam tafakur, tipe orang kaya gimana kamu sih itu, yang kamu sukai apa, yang kamu tidak sukai apa.Â
Cita-citamu apa saja, keinginanmu apa saja, terus kamu cek ini keinginan ini sifatnya kaya gimana, positif apa negatif, kalo negatif kenapa kok negatif? Sumbernya dari mana, dan akhirnya mau jadi apa? Itu muhasabah namanya.Â
Jadi yang pertama, kenali dirimu, siapa kamu. Ya kalau orang perang kan itu harus mengerti posisinya. Kalau kamu enggak ngerti posisinya, gawat. Ya kan? Di rumah aja kan kamu harus ngerti posisi kamu itu anak atau bapak, atau ibuk atau adik, itukan harus jelas.Â
Kalau kamu di rumahmu anak tapi merasa kaya bapak, kan gawat, nanti malam-malam masuk kamar Ibunya. Lho? Posisimu anak, bukan bapak. Harus jelas, maka kamu dalam hidup itu kaya gitu, harus muhassabah, sebenarnya kamu ini teman, atau sahabat, atau pacar atau musuh kan harus jelas biar menyikapinya juga enak.
Maka know yourself, ini kan pesannya Socrates paling awal, 'kenali dirimu' Itu kalimat di Kimiya as-Sa'adah. Nah, kalo sanggup sebelum tidur kamu coba tanyakan pada dirimu "Siapa aku dan dari mana aku datang, kemana aku akan pergi, apa sih tujuan datangnya aku dan persinggahanku di dunia ini, dimana kebahagiaanku dapat ditemukan?" Tanyakan itu, atau sambil nonton sepak bola, dan lain sebagainya juga gak apa-apa.Â
Lalu coba dijawab. Kira-kira siapa sih aku itu, dari mana aku datang, kok tiba-tiba aku ada disini, apa kebetulan? Atau Allah ngasih misi-misi apa aku di bumi ini? Kok aku dilahirkan di Jogja? Kok aku dilahirkan di Sumatera, kok aku dilahirkan di Jawa Timur, kira-kira kita disuruh bawa misi apa sama Allah?
Itu namanya muhasabah.
Jadi mengenali diri sendiri sangatlah penting. Kenal diri sendiri adalah salah satu jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Bahkan ada sebuah ungkapan dari seorang Sufi, yaitu Yahya bin Muadz ar-Razi, beliau mengatakan: "Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu". Yang artinya: "Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya."
Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.
Disadur dari Dr. Fahrudin Faiz, dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada video berikut.
-Farhan Achmad Fajari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H