Jadi kunci bahagia pertama, kenali dirimu. Saya gak tau pernah gak teman-teman sekali-kali mikir tentang dirimu sendiri, mungkin paling enggak kalo ada waktu ya bikin semacam muhasabah, semacam tafakur, tipe orang kaya gimana kamu sih itu, yang kamu sukai apa, yang kamu tidak sukai apa.Â
Cita-citamu apa saja, keinginanmu apa saja, terus kamu cek ini keinginan ini sifatnya kaya gimana, positif apa negatif, kalo negatif kenapa kok negatif? Sumbernya dari mana, dan akhirnya mau jadi apa? Itu muhasabah namanya.Â
Jadi yang pertama, kenali dirimu, siapa kamu. Ya kalau orang perang kan itu harus mengerti posisinya. Kalau kamu enggak ngerti posisinya, gawat. Ya kan? Di rumah aja kan kamu harus ngerti posisi kamu itu anak atau bapak, atau ibuk atau adik, itukan harus jelas.Â
Kalau kamu di rumahmu anak tapi merasa kaya bapak, kan gawat, nanti malam-malam masuk kamar Ibunya. Lho? Posisimu anak, bukan bapak. Harus jelas, maka kamu dalam hidup itu kaya gitu, harus muhassabah, sebenarnya kamu ini teman, atau sahabat, atau pacar atau musuh kan harus jelas biar menyikapinya juga enak.
Maka know yourself, ini kan pesannya Socrates paling awal, 'kenali dirimu' Itu kalimat di Kimiya as-Sa'adah. Nah, kalo sanggup sebelum tidur kamu coba tanyakan pada dirimu "Siapa aku dan dari mana aku datang, kemana aku akan pergi, apa sih tujuan datangnya aku dan persinggahanku di dunia ini, dimana kebahagiaanku dapat ditemukan?" Tanyakan itu, atau sambil nonton sepak bola, dan lain sebagainya juga gak apa-apa.Â
Lalu coba dijawab. Kira-kira siapa sih aku itu, dari mana aku datang, kok tiba-tiba aku ada disini, apa kebetulan? Atau Allah ngasih misi-misi apa aku di bumi ini? Kok aku dilahirkan di Jogja? Kok aku dilahirkan di Sumatera, kok aku dilahirkan di Jawa Timur, kira-kira kita disuruh bawa misi apa sama Allah?
Itu namanya muhasabah.
Jadi mengenali diri sendiri sangatlah penting. Kenal diri sendiri adalah salah satu jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Bahkan ada sebuah ungkapan dari seorang Sufi, yaitu Yahya bin Muadz ar-Razi, beliau mengatakan: "Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu". Yang artinya: "Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya."
Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.
Disadur dari Dr. Fahrudin Faiz, dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada video berikut.
-Farhan Achmad Fajari