Malang, Mahasiswa KKN  jurusan seni dan  desain dari Universitas Negeri Malang mennyumbangkan pola batik paten khas polowijen dengan membatik bersama sama yang di dampingi oleh salah satu pembatik di kampung budaya polowijen dan di hadiri oleh seluruh mahasiswa KKN.Â
Membatik berlangsung di Kampung Budaya Polowijen pada Sabtu (04-01-2020). Membatik ini merupakan salah satu rangkaian proker yang di adakan oleh mahasiswa KKN untuk belajar menciptakan sebuah produk budaya asli Indonesia, yaitu batik.Â
Selain itu Motif batik yang digunakan adalah motif khas dari kampung polowijen diantaranya motif kendedes dan motif topeng malangan yang akan menjadi pola batik paten khas polowijen.
Pertama tama yang dilakukan adalah membuat desain batik di kertas A3 kemudian di aplikasikan ke Kain batik yang berukuran 2m x 1,5 m dan dua buah slayer. Alat alat yang digunakan untuk membatik seperti kompor, wajan, canting, malam, gawangan dan minyak tanah sudah disediakan semua oleh pihak kampung budaya polowijen.
Selepas menggambar motif di kain, kemudian melakukan proses selanjutnya yang dikenal sangat rumit, yaitu pencantingan. Pencantingan merupakan proses menempelkan malam pada kain sesuai motif yang telah kita gambarkan ke kain. Malam panas yang ditempelkan ke kain nantinya akan menjadi motif kain batik yang telah jadi.
Tujuannya adalah untuk melunturkan malam yang telah dicanting, sehingga motif yang digambarkan tadi akan jelas terlihat. Kain yang telah diwarnai dan dilunturkan kemudian dibersihkan dan dijemur. Kain yang telah kering inilah yang menjadi kain  khas polowijen dan menjadi pola batik paten kampung powijen, kemudian diserahkan pada kampung budaya polowijen.
Penulis : Cindy pramesti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H