Mohon tunggu...
Achmad Faiq Ramadhan
Achmad Faiq Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

jangan pernah menyerah mejadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenyataan Organisasi Mahasiswa di Dunia Perkuliahan

13 Mei 2024   21:23 Diperbarui: 13 Mei 2024   21:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perguruan tinggi tidak hanya berfokus pada pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan sangat penting dalam membentuk nilai-nilai karakter, terutama dalam hal keadilan sosial. Melalui berbagai kegiatan dan interaksi, organisasi ini menjadi wadah yang penting untuk mengajarkan dan menanamkan kesadaran serta komitmen terhadap nilai-nilai keadilan sosial pada mahasiswa. Pendekatan holistik ini tidak hanya berdampak pada individu di lingkungan kampus, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan, membentuk pemimpin masa depan yang responsif terhadap tantangan sosial. Dengan demikian, organisasi kemahasiswaan berperan dalam menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan kepedulian sosial, memahami isu-isu sosial yang ada, dan mengambil tindakan yang bermanfaat bagi masyarakat. Dalam prosesnya, mahasiswa dapat belajar tentang kerjasama, kepemimpinan, dan partisipasi aktif dalam menciptakan perubahan positif.Selain itu, organisasi kemahasiswaan juga dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas di luar lingkungan kampus, seperti kegiatan sosial, pengabdian masyarakat, atau advokasi terhadap isu-isu sosial. Hal ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dan nilai-nilai yang mereka pelajari dalam konteks dunia nyata. 

Tetapi sangat di sayangkan pada sekarang ini minat berorganisasi di kalangan mahasiswa mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut meliputi faktor bawaan dan kepribadian individu hal ini yang mempengaruhi minat seseorang untuk berorganisasi, sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh dari keluarga dan lingkungan sekitar. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi minat seseorang enggan untuk berorganisasi adalah kepribadian mahasiswa yang introvert mereka cenderung merasa kurang cocok bergabung dalam organisasi. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan interaksi sosial yang intens dan memiliki ketakutan dalam berkomunikasi dengan orang banyak. Selain itu, kurangnya rasa percaya diri juga menjadi alasan kurangnya minat berorganisasi. Berorganisasi membutuhkan kemampuan public speaking yang baik, dan beberapa mahasiswa mungkin merasa tidak percaya diri dalam hal ini. Mereka khawatir bahwa mereka tidak dapat mengatasi tuntutan komunikasi yang diperlukan dalam organisasi. Beberapa mahasiswa juga menyatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk berorganisasi karena ingin fokus pada kegiatan akademik. Mereka khawatir bahwa berorganisasi akan mengganggu waktu mereka dan sulit bagi mereka untuk membagi waktu antara akademik dan organisasi, sehingga hal itulah yang membuat mereka lebih memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) dibanding mahasiswa organisasi atau mahasiswa aktivis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun