Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesuksesan dan Tujuan Belajar Menurut Pandangan Orang Jawa

25 Juni 2019   04:13 Diperbarui: 25 Juni 2019   04:45 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi putra raja, terutama putra mahkota yang dipersiapkan untuk menjadi raja, belajar sejak kecil pada seorang guru bela diri, brahmana, pertapa, dan pujangga menjadi suatu kewajiban. Hal ini dimaksudkan agar sang putra mahkota tersebut kelak menjadi raja yang sakti mandraguna, bijak di dalam melakukan pemerintahan, dan selalu taat pada perintah Tuhan.

Dari uraian di muka dapat disebutkan bahwa tujuan belajar menurut orang Jawa yakni untuk membangun jiwa dan raga manusia. Dengan demikian, manusia yang belajar akan menjadi tangguh di dalam menghadapi segala persoalan di dunia. Selain itu, manusia akan menjadikan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di dunia sebagai bekal untuk hidup di alam kelanggengan.

Dengan belajar, manusia tidak diharapkan sekadar menjadikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari seorang guru tidak semustinya dijadikan sebagai modal untuk memerkaya diri. Mengingat harta benda yang diperoleh tidak bersifat langgeng. Sebab itu, tujuan belajar lebih dijadikan bekal untuk menapaki kehidupan di alam kelanggengan dan bukan kehidupan di dunia yang hanya bersifat sementara. [Sri Wintala Achmad]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun