Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makar Para Ulama Tembayat pada Era Sultan Agung di Mataram

30 Mei 2019   19:27 Diperbarui: 30 Mei 2019   19:33 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KEKALAHAN Sultan Agung untuk mengusir VOC dari Batavia memberikan gambaran pada wilayah-wilayah jajahan bahwa pasukan Mataram mulai melemah. Dikarenakan banyak anggota pasukan dan panglima perang Mataram yang gugur ketika melawan pasukan VOC. Faktor inilah yang menyebabkan beberapa wilayah jajahan Mataram ingin melepaskan diri untuk menjadi negara yang berkedaulatan penuh.

Selain melemahnya angkatan perang, beberapa wilayah jajahan Mataram yang ingin melepaskan diri dikarenakan Sultan Agung, seorang raja yang memiliki ambisi besar untuk menjadi penguasa di tanah Jawa. Disebabkan faktor inilah yang pula memengaruhi para ulama Tembayat (sekarang: Bayat, Klaten, Jawa Tengah) untuk melakukan pembelotan terhadap Sultan Agung.

Munculnya pemberontakan para ulama Tembayat paska kegagalan Mataram melawan VOC di Batatavia membuat Sultan Agung geram. Karenanya, Sultan Agung ingin menumpasnya pemberontakan tersebut. Namun sebelum membahas mengenai pemberontakan para ulama Tembayat, terlebih dahulu kita ketahui sejarah Tembayat yang waktu itu banyak masyarakatnya memeluk agama Islam dikarenakan pengaruh Sunan Bayat.

Sejarah Tembayat

Kata Tembayat bersumber dari nama Sunan Bayat yang memiliki nama lain Wahyu Widayat atau Sunan Pandanaran II. Ia merupakan tokoh penyebar agama Islam di Jawa. Ia yang pula menyebarkan Islam di wilayah Bayat, Klaten, Jawa Tengah ini hidup pada zaman Kesultanan Demak pada abad ke-16.

Dikarenakan ajaran agama dari Sunan Tembayat dan keturunannya, yakni: Panembahan Jiwa (putra), Panembahan Minangkabul (cucu), dan Panembahan Minanglangse (cicit); masyarakat Tembayat sangat kental dengan spirit Islam. Sehingga tidak musykil bila banyak ulama lahir dari wilayah Tembayat yang dimulai sejak zaman Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, hingga Mataram.

Di masa pemerintahan Sultan Agung, nama Tembayat sudah tercatat dalam naskah Babad Tanah Jawa. Namun naskah yang ditulis oleh para pujangga Kasunanan Surakarta atas perintah Sri Susuhunan Pakubuwana IV menyebut bahwa para ulama Tembayat melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Sultan Agung paska kekalahan Mataram oleh VOC di Batavia.

Pemberontakan Ulama Tembayat

Dinyatakan bahwa sesudah Sultan Agung gagal mengusir VOC dari Batavia, angkatan perang Mataram mulai melemah. Hal ini yang memicu banyak wilayah jajahan Mataram ingin melepaskan diri untuk menjadi wilayah dengan kedaulatan penuh. Salah satu wilayah yang ingin melepaskan diri dari Mataram dikarenakan inisiasi para ulama tersebut adalah Tembayat.

Muncul suatu dugaan bahwa pemberontakan para ulama Tembayat tersebut karena mereka lebih berkiblat pada Giri Kedaton ketimbang Mataram. Sementara dugaan lain bahwa pemberontakan para ulama Tembayat dikarenakan mereka sepakat dengan Sunan Giri Prapen yang menghendaki agar Sultan Agung tidak ambisius untuk melakukan ekspansi wilayah kekuasaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun