GENRE karya sastra tidak sebatas puisi; namun meliputi cerpen, novel, roman, dan naskah lakon. Dari sekian genre karya sastra tersebut; naskah lakon yang jarang digarap oleh kreator sastra. Mengingat tidak ada koran, majalah, atau penerbit yang bersedia memublikasikannya.
Kalau toh ada pementasan drama (teater), kelompok teater selalu menggarap naskah lakon yang sudah ada atau naskah-naskah terjemahan dari Barat. Hal ini dimaksudkan tidak mengurangi dana produksi sebagai honor untuk diberikan pada kreator naskah lakon. Dari persoalan inilah, menggarap naskah lakon akan dirasakan oleh kreatornya sia-sia.
Melihat fakta bahwa naskah lakon hampir tidak pernah diciptakan oleh kreator karya sastra, Balai Bahasa Jawa Tengah (BBJT) berniat memroduksikannya dalam bentuk antologi.
Oleh para kreator sastra Jawa Tengah, niat baik BBJT tersebut mendapat sambutan hangat. Sehingga Antologi Naskah Lakon "Dari Cempurung ke Sunan Panggung" berhasil dibukukan, diterbitkan, dan akan di-launching oleh BBJT di Hotel Pandanaran Semarang pada Kamis 25 Oktober 2018.
Apresiasi pula layak diberikan pada Tirto Suwondo, kepala Balai Bahasa Jawa Tengah. Melalui kebijakan beliau, Antologi Naskah Lakon "Dari Cempurung ke Sunan Panggung" berhasil diterbitkan. Sehingga antologi naskah lakon tersebut kelak  menjadi sumber naskah pementasan teater, khususnya di Jawa Tengah.
Penerbitan antologi naskah lakon tersebut pula dapat menjadi stimulan positif bagi balai bahasa-balai bahasa di wilayah lain untuk turut menerbitkannya. Pendapat ini perlu digarisbawahi bila teater masih diyakini sebagai media pembentukan karakter positif bagi manusia.
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H