tentu kau masih ingat
perihal pelukan kukup erat-erat
ketika malam menggigilkan rembulan
hingga gairahmu serupa sumbu lilin
yang tersulut api cinta
tentu kau masih mengenang
angin yang menyingkap nakal gaunmu
hingga serupa ken dedes di mata arok
kau tersipu malu, ketika
rembulan diranggas seekor camar
tentu kau masih mencatat
tentang persetubuhan laut dan rembulan
hingga pasang cintamu meluap di pantai
namun seusai fajar, kau menangis
: cinta hanya seanggun pelangi pada ilusinya
Gunungkidul-Cilacap, 09102018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H