Malam Ramadhan /1/
Â
Doa yang kaukirim tengah malam
menjadi pencuri kunci surga di istana Tuhan
seusai tertangkap di pintu gerbang, ia tak pulang
menunggu matahari terbenam di balik bentang bukit
Malam Ramadhan /2/
Pendakian tinggal sejengkal, menuju
puncak Thursina yang bermahkotakan kabut
saat cahaya seribu bulan muncul dari celah tabir
kau senasib pencuri yang lupa jalan pulang
Takbir yang membelah desa dan kota
segairah kembang api membakar langit malam
lantas siapa tamu yang menunggu di depan pintu
wajahnya dingin. Ngingatkan aku pada Tuhan
Malam Lebaran
Â
Mengubur bulan di pemakaman
Tanpa kafan tanpa pocong di kepala
Sebagaimana kau, saat memerabukan dosa
lewat api yang menyala dari jabat tangan telanjang
Tangan-tangan dijabatkan
ampunan khusyuk dilafalkan
tapi pisau lipatmu masih terselip
: rapi tersembunyi di pinggang kanan
Serupa burung pulang ke sarang
kau singgahi rumah asal, buat
mengenang manisnya masa kanak
: terampok di tengah kota yang bengis
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H