Kilat yang menggores langit bersampul awan
Mengingatkan kata selamat tinggal dari kekasihmu
Seusai fajar yang kaubirujinggakan dengan cinta
Hanya berujungkan pada petang
Menderaskan hujan airmata
Â
Kepada siapa sajak cinta kembali kaunyanyikan
Bila lelaki lebih memuja kucing ketimbang anjing yang
Selalu menjilati tapak kakimu demi sepepes ikan
Sebelum meninggalkanmu senasib
Tulang-belulang seekor tikus
Â
Hujan reda, namun bola matamu masih berkaca-kaca
Tak ada isak diabadikan dalam puisi, selain
Dendam tuk  disihir sebagai kuntilanak
: Hantu pada setiap lelaki yang menyembunyikan
 Pisau lipat di balik gaun kekasihnya
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H