Wajah yang basah air mata
Mengingatkanku pada bebunga seusai hujan
Tertunduk dalam pasungan duka masa silam
Ketika musim kering merontokkan mimpi kecilnya
Akan bianglala yang melengkung di atas sungai
Â
Tubuh yang berbaring gelisah di ranjang
Mengingatkan pada jembatan bambu
Dengan satu ujung terpaut pada pagi berawan
Ujung lainnya mengait pada harapan
Akan kebirujunggaan langit ambang senja
Â
Langkah yang terhenti di batas kota
Mengingatkanku pada seorang perempuan
Dengan pandangan tajam lurus ke depan
Namun, sepasang kakinya masih terperosok
Di lubang jalan galiannya sendiri
Â
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H