Sejak melakukan pameran seni rupa tunggal yang bertajuk Putih di Atas Putih di Taman Ismail Majuki (TIM) Jakarta pada tahun 1973, nama Danarto mulai dibicarakan publik seni rupa. Mengingat dalam pameran tersebut, Danarto tidak menampilkan lukisan di atas kanvas, melainkan serentengan kanvas-kanvas kosong berwarna putih.
Sementara di jagad teater, Danarto yang memiliki talenta seni rupa tersebut sering dipercaya sebagai penata artistik. Karya-karyanya di bidang tata artistik pernah mewarnai beberapa pementasan teater dengan sutradara kawakan semisal WS Rendrad dan Arifin C. Noer.
Karena kurang puas sekadar menggeluti tata artistik, Danarto yang pernah terlibat di dalam Sardono Teater tersebut menyutradari beberapa pementasan teater. Sehingga lengkaplah sudah perhelatan Danarto di jagad teater. Baik sebagai kreator naskah lakon, penata artistik, maupun sutradara.
Akhir Kehidupan
Masyarakat seni Indonesia berduka cita atas meninggalnya Danarto sesudah tertabrak motor saat menyeberangi jalan di kawasan Ciputat (Tangerang) pada Selasa 10 April 2018. Sebelum dirujuk dan dirawat di RS Fatmawati, Danarto dilarikan ke RS UIN. Namun Tuhan berkehendak lain. Sungguhpun sudah mendapatkan penanganan medis, Danarto menghempuskan napas terakhir pada 10 April 2018 (20.45 WIB).
"Selamat jalan seniman besar. Semoga kau senantiasa damai di sisi-Nya. Namamu akan kami kenang lewat karya-karya yang kau gubah dengan tinta emas. Mengalir dari lubuk jiwamu yang paling dalam." [Sri Wintala Achmad]
Â
Referensi: