Siapa berani bersaksi di depan gajah sang pengadil perihal dalang pembantaian seekor rusa? Sebab sekali menyebut nama singa, kawanan harimau akan menghabisinya dengan cakar dan taring yang lebih tajam dari mata pisau lipat pembunuh bayaran.
Bukan hanya kancil yang cerdik, banteng bertanduk pun tak bernyali. Sebab kesaksian telah menjadi persoalan hidup-mati. Bukan persoalan keadilan yang harus ditegakkan. Di mana rusa dan singa memiliki hak sama atas hidup yang dititipkan Tuhan sejak bumi digelar.
Tak satu pun bersaksi atas siapa dalang pembantaian seekor rusa. Semua mulut terkunci rapat-rapat. Sebagaimana pintu keadilan di negeri rimba. Tertutup bagi sekawanan rusa. Rakyat kecil yang hanya bisa menyandarkan nasibnya. Pada keajaiban faktor x keberuntungan.
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H