BARANGKALI kita pernah mendengar atau membaca salah satu karya sastra masterpiece Linus Suryadi AG yang bertajuk Pengakuan Pariyem. Menurut ahli sastra, Pengakuan Pariyem dapat dikategorikan sebagai karya prosa lirik. Disebut sebagai prosa lirik, karena karya tersebut sesungguhnya prosa namun ditulis dalam bentuk lirik, syair, atau puisi.
Karena naskah prosa lirik dapat ditulis dengan ratusan halaman sebagaimana novel; maka banyak media massa semisal koran, tabloid, majalah, dan jurnal sastra tidak bersedia memuatnya. Namun bila naskah tersebut dicipta dengan memenuhi standar kualitatif, maka dimungkinkan ada penerbit yang bersedia mempublikasikannya dalam bentuk buku.
Pengertian Prosa Lirik
LAIN dengan puisi esai, lain pula dengan prosa lirik. Perbedaannya, puisi esai adalah karya esai atau artikel yang ditulis dalam bentuk puisi. Sementara prosa lirik adalah karya prosa yang ditulis dalam bentuk puisi. Karenanya, prosa lirik ditulis dengan cenderung menggunakan bahasa naratif sebagaimana cerpen dan novel, ketimbang bahasa deskriftif sebagaimana digunakan dalam karya esai.
Berdasarkan pada pengertian di muka, maka prosa lirik akan menarik untuk dibaca. Karena selain menggunakan bahasa naratif yang puitik, penulisan prosa lirik pula diwarnai dengan dialog antar tokoh sebagaimana dalam karya cerpen, novel, dan roman.
Cara Menulis Prosa Lirik
MENCIPTA prosa lirik itu mudah, selama mengetahui cara atau tekniknya. Berikut adalah langkah-langah yang harus diterapkan agar dapat menulis prosa lirik dengan baik:
Ide Harus Menarik
Untuk dapat melahirkan prosa lirik yang baik, seorang penulis harus memiliki ide yang menarik untuk dapat dituangkan ke dalam karya prosa lirik. Ide menarik adalah ide yang dapat memberikan inspirasi dan ruang kontemplatif bagi pembaca. Ide menarik adalah ide yang sederhana, logis, dan bersumber dari realitas sosial, mitologi, sejarah, dll; namun dapat diolah dengan baik.
Menentukan Tema
Tentukan tema yang menarik dan aktual di zamanya. Tema-tema yang dapat diangkat, antara lain: sosial, agama, sejarah, mitologi, dll.
Membuat Sinopsis
Buatlah sinopsis terlebih dahulu yang akan dijadikan sebagai pedoman di dalam menulis prosa lirik. Sinopsis ini akan mempermudah penulis di dalam mengatur alur yang runtut.
Konflik, Puncak, dan Solusi
Sebagaimana dalam menulis novel, menulis prosa lirik harus memperhatikan konflik, puncak, dan solusi. Tanpa melibatkan ketiga unsur itu, karya prosa lirik akan terasa hambar bila dibaca. Serupa sayuran tak bergaram.
Karakter dan Pandangan Hidup Tokoh
Karakter tokoh-tokoh di dalam prosa lirik harus kuat. Karena hal ini akan membedakan antara karakter tokoh satu dengan lainnya. Disamping itu pandangan hidup dari setiap tokoh harus jelas. Kejelasan pandangan hidup dari setiap tokoh tersebut dapat dilihat pada dialog.
Menggunakan TandaPetik
Gunakan tanda petik ("...") dalam kalimat dialog. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi pembaca untuk mengikuti cerita yang dituturkan dalam karya prosa lirik.
Membuat Judul
Tulislah judul prosa lirik dengan huruf capital semua, atau huruf capital pada awal setiap kata (selain preposisi dan konjungsi). Disamping itu, judul harus tepat dan menarik bagi pembaca.
Tulislah setiap Bagian dengan Angka
Tulislah setiap bagian dalam karya prosa lirik dengan angka, semisal: /1/, /2/, /3/, dan seterusnya. Hal ini akan mempermudah pembaca di dalam mengikuti alur cerita dalam karya tersebut.
Mencantumkan Tempat dan Titi Mangsa
Cantumkan tempat dan titi mangsa penciptaan di bawah bait terakhir pada karya prosa lirik. Hal ini penting bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang di mana dan kapan Anda menulis prosa lirik.
Menulis Nama Kepenulisan
Tulislah nama kepenulisan Anda baik sebelum atau sesudah judul. Bila nama Anda kurang menjual, gunakan nama samaran yang mudah diingat oleh pembaca.
BERDASARKAN pengamatan penulis, hampir tidak ada penerbit di era sekarang yang berani menerbitkan karya prosa lirik. Hal ini dimungkinkan prosa lirik kurang menjual bila diproduksi dalam bentuk buku. Sungguhpun demikian, seorang penulis layak mencoba menulis prosa lirik dan mengirimkan ke penerbit. Kalau karya tersebut memenuhi standar kualitatif, peluang untuk dapat diterbitkan cukup terbuka.
Di samping memenuhi standar kualitatif, karya prosa lirik macam apa yang layak diterbitkan oleh penerbit. Berikut jawabannya:
Tema Aktual
Karya prosa lirik yang mengangkat tema up to date lebih menarik untuk diterbitkan. Karena pembaca pada umumnya cenderung menyukai karya-karya bertema up to date yang mengangkat isu kekinian. Untuk dapat melihat tema up to date, seorang penulis layak melakukan observasi di toko buku atau membuka situs buku laris. Di sana, penulis akan mendapatkan gambaran tentang tema apa yang akan diangkat dalam karya prosa liriknya.
Konflik yang Kompleks
Karya prosa lirik yang menarik bila menyajikan konflik yang kompleks pada pembacanya. Namun hal yang tidak dapat dilupakan, seorang penulis harus mampu menyelesaikan konflik yang kompleks itu dengan cerdas. Tanpa penyelesaian yang cerdas atas konflik tersebut, karya prosa lirik akan dianggap kedodoran dan gagal.
Tulis Naskah dengan Rapi
Menulis prosa lirik dengan menggunakan komputer harus serapi mungkin. Bila penulisan prosa lirik masih awut-awutan, maka peluang untuk diterbitkan sangat kecil. Mengingat banyak editor penerbit akan malas untuk meneliti karya yang masih awut-awutan tersebut. Apalagi membenahinya.
Catatan:
Contoh karya prosa lirik dapat dibaca di sini:
-Sri Wintala Achmad-