Hal yang perlu ditekankan, bahwa pengembang Emprak bukan selamanya insan teater. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata seharusnya turut menopang upaya penghidupan dan pengembangan Emprak baik berupa tutur (saran), sembur (kritik membangun) maupun uwur (dana).
Catatan Akhir
Apa yang diungkapkan di muka seyogyanya ditangkap sebagai pemikiran kecil terhadap kehidupan kembali dan perkembangan Emprak. Produk budaya yang mengandung nilai-nilai positif di dalam membangun kehidupan religi manusia. Di samping upaya tersebut akan memerkaya khasanah seni-budya di Yogyakarya khususnya dan Nusantara pada umumnya.
Diharapkan pemikiran di muka akan mendapat respons positif dari lingkup insan berbudaya. Respons yang menstimulir kerja konkret perealisasian upaya penghidupan dan pengembangan Emprak. Ini lebih penting! Ketimbang kita turut kebakaran jenggot (sebagaimana pemerintah) terhadap ulah negara lain, sebagai misal Malaysia yang mengklaim sebagai pemilik terhadap beberapa produk budaya tradisional Nusantara.
-Sri Wintala Achmad-