Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Perang Suksesi Jawa III hingga Perjanjian Giyanti dan Salatiga

27 Maret 2018   08:32 Diperbarui: 27 Maret 2018   09:20 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasal 8

Sri Sultan berjanji akan menjual kepada Kumpeni bahan-bahan makanan dengan harga tertentu.

Pasal 9

Sultan berjanji akan mentaati segala macam perjanjian yang pernah diadakan antara raja-raja Mataram terdahulu dengan Kumpeni, khususnya perjanjian-perjanjian 1705, 1733, 1743, 1746, 1749.

Penutup

Perjanjian ini dari pihak VOC ditandatangani oleh N. Hartingh, W. van Ossenberch, J.J. Steenmulder, C. Donkel, dan W. Fockens.

Perjanjian Salatiga

PASKA Perjanjian Giyanti, ruang perjuangan Pangeran Mangkunagara semakin sempit. Kemana Pangeran Mangkunagara berada selalu diburu pasukan Ngayogyakarta, Surakarta, dan Kumpeni beserta negeri-negeri yang menjadi bawahannya. Sebab itu, Pangeran Mangkunagara takluk pada Sri Susuhunan Pakubuwana IIII melalui perantara seorang perempuan penjual gerji.

https://jejakbocahilang.files.wordpress.com/2015/04/salatiga-perjanjian-salatiga.jpg
https://jejakbocahilang.files.wordpress.com/2015/04/salatiga-perjanjian-salatiga.jpg
Dikarenakan masih sesama trah Sunan Amangkurat IV, Sri Susuhunan Pakubuwana III menerima pertobatan Pangeran Mangkunagara. Dengan demikian, Sri Susuhunan Pakubuwana III beserta Sri Sultan Hamengkubuwana I yang mendapatkan kesepakatan dari Nicolas Hartings untuk memberikan sebagian wilayahnya kepada Pangeran Mangkunagara. Berdasarkan Perjanjian Salatiga pada 1757, Pangeran Mangkunagara mendapat wilayah seluas 4.000 cacah yang meliputi: Kaduwang, Matesih, Hanggabayan, Sembuyan, Gunungkidul, Pajang sebelah utara, dan Kedu.

Paripurnanya Perjanjian Salatiga mengandung pengertian paripurnanya Perang Suksesi Jawa III. Terciptanya perdamaian antar trah Sunan Amangkurat IV itu kemudian membuka jalan keberuntungan terhadap perdagangan yang dijalankan Kumpeni di tanah Jawa. Mengingat semua yang dihasilkan dari Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, dan Praja Mangkunegaran harus dijual kepada Kumpeni.

[Sri Wintala Achmad]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun