Refleksi Nyepi 1
Lama sudah kami tertimbun lapisan-lapisan waktu
Bertapa serupa ular-ular dalam gua paling keramat
Buat mengasah keheningan menjadi cakra
Dengan kilauan adjna Krishna
Â
Dengan kuda hitam, merah, kuning, dan putih
Kami lajukan kereta menuju Kurukasetra
Menyusuri lembah kehinaan, bukit kecongkakan
Buat menyempurnakan Bharatayudha di padang jiwa
Â
Bila senja mengisyaratkan layar jingga
Kami musti kembali ke rumah terakhir
Sesudah menancapkan cakra di puncak Himalaya
Di mana keakuan, kami kremasi dengan api pancala
Refleksi Nyepi 2
Rumah kami rumah cinta yang
Dibangun nenek-moyang kami, sejakÂ
Gajahmada menyatukan Nusantara
: Pulau-pulau yang dilukiskan pada dindingnya
Sebagai seribu bunga dalam satu taman
Â
Rumah kami rumah kedamaian
Yang dilindungi lima dewa pilihan
Brahma di timur Bayu di utara
Indra di barat Pertiwi di selatan
Wenang di ruang cinta paling rahasia
Â
Rumah kami rumah Krishna: jiwa yang menghadapi
Orang-orang di seberang bukan dengan pedang
Apalagi bom rakitan dari elemen-elemen kebencian
Melainkan dengan cinta, sebagaimana lentera yang
Memancarkan cahaya Wisnu ke seluruh ruang gelita
Refleksi Nyepi 3
Â
Ketika meniupkan roh pada setiap angka jam
Kami tak ubah para penyair agung yang
Memahkotakan diksi demi diksi
Hingga nol ruang nol waktu
Adalah Trimurti sendiri sebagai puisi
: Cahaya maha cahaya
Tanpa nyala api
-Sri Wintala Achmad-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H