CILACAP merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Selain dikenal sebagai kota minyak, Cilacap dikenal dengan beberapa lokasi wisatanya. Di antara lokasi-lokasi wisata yang ada, Nusakambangan Timur (Cilacap Selatan) merupakan tempat wisata paling menarik karena cenderung masih alami (belum mendapat polesan-polesan tangan manusia).
Untuk sampai di Nusakambangan Timur yang menurut mitos semula menjadi wilayah kekuasaan Prabu Pulebahas sang Raja Nusatembini tersebut, wisatawan dapat menyarter perahu dengan ongkos Rp 20.000 - Rp 25.000 pp/orang dari pantai Teluk Penyu (Benteng Pendem) menuju salah satu lokasi wisata.
Ketika salah satu atau beberapa lokasi wisata di Nusakambangan ditentukan, wisatawan yang akan menyeberangi Segara Anakan tersebut akan diantar oleh seorang tukang perahu ke tempat tujuan. Selama di atas perahu, wisatawan dapat menyaksikan keindahan tepian alam Nusakambangan, kapal-kapal yang sedang berlabuh, dan bentang laut lepas. Sesampai wilayah pantai Nusakambangan, wisatawan dapat menyaksikan Kota Cilacap yang tampak mengapung di atas permukaan air. Bila cuaca sedang bersahabat, wisatawan dapat menyaksikan Gunung Slamet yang tampak di kejauhan.
Benteng Karangbolong dan Benteng Klingker
MENURUT para wisatawan, lokasi-lokasi wisata di Nusakambangan sangat eksotis, terutama Benteng Karang Bolong dan Benteng Klingker. Menurut penuturan pemandu wisata bahwa Benteng Karang Bolong dibuat bangsa Portugis pada tahun 1716. Akan tetapi menurut penelitian para arkeolog, Benteng Karang Bolong dibangun semasa kolonial Belanda (VOC).
Keangkeran Benteng Karang Bolong semakin lengkap sesudah muncul cerita dari penduduk setempat mengenai hantu Mister Robert. Hantu yang sering menampakkan diri di luar benteng atau di kawasan Pantai Karang Bolong ketika malam hari tersebut berwujud pria bule tanpa kepala.
Bahkan menurut pemilik warung makan yang mangkal di Pantai Parang Bolong bahwa keangkeran Benteng Karang bolong mulai dirasakan selepas senja. Setelah matahari terbenam, sang pemilik warung sering mendengar tangisan perempuan dan suara barisan pasukan tentara yang bersumber dari benteng itu. Tetapi wisatawan tidak perlu takut. Selama tidak melanggar aturan dan etika ketika berkunjung di benteng tersebut, seperti: berkata jorok, berbuat cabul, atau buang air sembarangan; wisatawan akan dijamin aman dan selamat dari gangguan makhluk astral.