FILSAFAT dimaknai sebagai pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Dengan demikian filsafat Jawa dimaknai sebagai pandangan hidup orang Jawa yang menjadi pedoman di dalam mencapai suatu tujuan hidupnya.
Karena kepribadian orang Jawa lebih mengutamakan persoalan spiritual ketimbang fisikal atau imaterial ketimbang material, maka filsafatnya pun  berkelindan dengan kepribadiannya. Ini wajar. Mengingat filsafat yang merupakan pandangan hidup orang Jawa tersebut niscaya merefleksikan kepribadiannya.
Diketahui bahwa filsafat Jawa tidak hanya bersifat tersurat sebagaimana dalam kesusastraan dan peribahasa, melainkan pula bersifat tersirat. Filsafat Jawa yang bersifat tersirat terkandung di dalam ajaran-ajaran ketuhanan dari berbagai aliran kepercayaan, bahasa dan aksara, upacara adat, kesenian, arsitektur, benda pusaka, busana adat, sesaji, kuliner, dan lain-lain. [Sri Wintala Achmad]
[1] Â Â Â Orang Jawa yang tidak memiliki berkepribadian [jiwa] Jawa.
[2] Â Â Â Bermutu tinggi.
[3] Â Â Â Keabadian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H