Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengupas Hakikat Orang Jawa

14 Maret 2018   20:12 Diperbarui: 14 Maret 2018   20:22 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://twitter.com/jogjatoday

FILSAFAT dimaknai sebagai pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Dengan demikian filsafat Jawa dimaknai sebagai pandangan hidup orang Jawa yang menjadi pedoman di dalam mencapai suatu tujuan hidupnya.

Karena kepribadian orang Jawa lebih mengutamakan persoalan spiritual ketimbang fisikal atau imaterial ketimbang material, maka filsafatnya pun  berkelindan dengan kepribadiannya. Ini wajar. Mengingat filsafat yang merupakan pandangan hidup orang Jawa tersebut niscaya merefleksikan kepribadiannya.

Diketahui bahwa filsafat Jawa tidak hanya bersifat tersurat sebagaimana dalam kesusastraan dan peribahasa, melainkan pula bersifat tersirat. Filsafat Jawa yang bersifat tersirat terkandung di dalam ajaran-ajaran ketuhanan dari berbagai aliran kepercayaan, bahasa dan aksara, upacara adat, kesenian, arsitektur, benda pusaka, busana adat, sesaji, kuliner, dan lain-lain. [Sri Wintala Achmad]

[1]       Orang Jawa yang tidak memiliki berkepribadian [jiwa] Jawa.

[2]       Bermutu tinggi.

[3]       Keabadian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun