Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stop Bicara Gender

8 Maret 2018   17:28 Diperbarui: 8 Maret 2018   17:44 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: giulimondi.blogspot.co.id

Apabila berpijak pada persepsi filosofis yang menempatkan peran wanita merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hubungan simbiosis mutualisme tersebut, maka pemikiran-pemikiran masyarakat Jawa lebih maju dari yang kita duga. Karenanya, asumsi perihal wanita sekadar sebagai kanca wingking (istri yang pekerjaannya cuma di dapur dan sumur), isi-sining omah (istri sebagai pelengkap dalam rumah tangga), atau partner seks tersebut sesungguhnya sangat bertentangan dengan pandangan masyarakat Jawa.

Wanita-Wanita Perkasa

DI DALAM jagad pakeliran,terdapat tokoh wanita yang bukan sekadar berperan sebagai kanca wingking, parner seks, atau istri; melainkan sebagai pimpinan pasukan perang. Tokoh wanita tersebut adalah Srikandi, putri Prabu Drupada dan Dewi Gandawati dari Negeri Pancala.

Keperkasaan Srikandi yang menjadi selir Arjuna dan panglima perang Amarta sewaktu terjadi Perang Bharatayudha tersebut telah menginspirasi kaum wanita Jawa. Sehingga pada era perjuangan, muncul tokoh wanita bernama Nyi Ageng Serang. Istri Pangeran Dipanegara yang tampil sebagai pimpinan prajurit wanita di dalam menghadapi pasukan Balanda di medan laga. Sehingga banyak pendapat muncul bahwa Nyi Ageng Serang sebagai Srikandi dari Jawa.

Sejarah pula mencatat bahwa Jawa telah melahirkan banyak wanita perkasa sejak abad ketujuh. Mereka bukan sekadar tampil sebagai panglima perang, melainkan sebagai raja (pimpinan negara) yang harus bijak menata negara dan rakyatnya hingga kerajaannya mencapai puncak kejayaan.

Berdasarkan catatan Sejarah Raja-Raja Jawa, terdapat lima wanita yang pernah menjabat sebagai pimpinan negara. Kelima wanita tersebut adalah: Ratu Jay Shima (Kalingga), Pramodhawardhani (Medang periode Jawa Tengah), Sri Isana Tunggawijaya (Medang periode Jawa Timur), serta dua raja Majapayhit yakni Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Sri Suhita.

Berangkat dari fakta sejarah di muka bisa diinterpretasikan bahwa masyarakat Jawa tidak pernah memersoalkan gender. Apabila memiliki kemampuan yang memadahi, maka wanita berhak menduduki jabatan panglima perang sebagaimana Srikandi atau Nyi Ageng Serang. Berhak menjadi pimpinan negara seperti Ratu Jay Shima, Pramodhawardhani, Sri Isana Tunggawijaya, Tribhuwana Wijayatunggadewi, dan Sri Suhita. Karenanya tidak heran bila Megawati Soekarno Putri (Bu Mega) yang merupakan putri Soekarno (presiden RI ke-1) tersebut menduduki jabatan sebagai pemimpin negara.

Arkian ditandaskan bahwa masyarakat Jawa tidak pernah membeda-bedakan wanita dan pria dalam hak dan kewajiban. Mengingat masyarakat Jawa menyadari bahwa semua manusia baik wanita maupun pria memiliki derajad sama di hadapan Tuhan. Kalau toh keduanya memiliki perbedaan bukan terletak pada peran, melainkan pada amal dan perbuatannya selama hidup di dunia. Karenanya sejak sekarang, "Stop bicara gender!"

- Sri Wintala Achmad -

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun