Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menguak Simbol dan Misteri Merapi

4 Maret 2018   17:48 Diperbarui: 4 Maret 2018   18:20 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laut Selatan (sumber: https://news.okezone.com/read/2017/05/15/525/1691224/bpbd-ombak-di-laut-selatan-garut-berbahaya)

Awan Mbah Petruk

Sebelum erupsi Merapi pada awal November 2010, masyarakat sempat digemparkan oleh penampakan awan Mbah Petruk yang berhasil ditangkap oleh kamera salah satu warga Magelang bernama Suswanto.

https://www.viva.co.id/berita/nasional/186229-mbah-petruk-dan-potensi-letusan-utama-merapi
https://www.viva.co.id/berita/nasional/186229-mbah-petruk-dan-potensi-letusan-utama-merapi
Terdapat cerita menarik yang beredar di masyarakat tentang awan Mbah Petruk yang terlihat berpaling ke kanan. Menurut kepercayaan penduduk, awan Mbah Petruk yang menoleh ke kanan tersebut melambangkan kemarahan rakyat kepada pemimpinnya.

Awan Mbah Petruk yang mengarah ke selatan juga dimaknai sebagai pertanda bahwa kemarahannya akan difokuskan ke wilayah selatan Gunung Merapi. Akhirnya pada tanggal 5 November 2010 silam, terjadilah erupsi dengan letusan dahsyat dan menimbulkan banyak korban. Terutama mereka yang tinggal di sebelah selatan Merapi.

Catatan:

Naskah ini ditulis dengan mengacu berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun