Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen│Eksekusi Mati Sukarti

2 Maret 2018   16:15 Diperbarui: 2 Maret 2018   16:22 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari 'H' eksekusi mati telah tiba. Beserta enam pesakitan lainnya, Sukarti yang kedua matanya tertutup kain hitam itu digiring oleh tujuh penembak jitu ke lapangan. Pada hitungan satu, jantung Sukarti berdegup kencang. Pada hitungan dua, darah dan napas Sukarti serasa mendadak berhenti mengalir. Pada hitungan tiga, Sukarti terkapar di tanah seusai suara tembakan serempak. Bagai cacing yang berkelojotan di bawah terik matahari, Sukarti berjuang melawan maut.

Suasana senyap. Sukarti berakhir pasrah pada kuasa maut yang akan merenggut nyawanya. Betapa ajaib! Di balik kepasrahannya itu, Sukarti menangkap cahaya Tuhan yang memberikan jalan ke surga. Bersama nyawa Sukarti yang melesat dari lubang dada akibat tembusan timah panas, ketujuh penembak jitu itu terperangah. Manakala mereka menyaksikan seekor merpati putih terbang ke arah lubang hitam langit yang terbuka seperti pintu surga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun