Hari 'H' eksekusi mati telah tiba. Beserta enam pesakitan lainnya, Sukarti yang kedua matanya tertutup kain hitam itu digiring oleh tujuh penembak jitu ke lapangan. Pada hitungan satu, jantung Sukarti berdegup kencang. Pada hitungan dua, darah dan napas Sukarti serasa mendadak berhenti mengalir. Pada hitungan tiga, Sukarti terkapar di tanah seusai suara tembakan serempak. Bagai cacing yang berkelojotan di bawah terik matahari, Sukarti berjuang melawan maut.
Suasana senyap. Sukarti berakhir pasrah pada kuasa maut yang akan merenggut nyawanya. Betapa ajaib! Di balik kepasrahannya itu, Sukarti menangkap cahaya Tuhan yang memberikan jalan ke surga. Bersama nyawa Sukarti yang melesat dari lubang dada akibat tembusan timah panas, ketujuh penembak jitu itu terperangah. Manakala mereka menyaksikan seekor merpati putih terbang ke arah lubang hitam langit yang terbuka seperti pintu surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H